eprintid: 72970 rev_number: 9 eprint_status: archive userid: 12253 dir: disk0/00/07/29/70 datestamp: 2025-09-17 03:28:49 lastmod: 2025-09-17 03:28:49 status_changed: 2025-09-17 03:28:49 type: book_section metadata_visibility: show creators_name: Roni Ismail, - title: Pemikiran Kontra Khilafah Yudian Wahyudi melalui Reinterpretasi atas Q.S. Al Baqarah Ayat 30 ispublished: pub subjects: isl_pemik subjects: qur divisions: a-buku full_text_status: public keywords: Pemikiran Yudian Wahyudi, Khilafah, Al Baqoroh ayat 30 abstract: Dari pembahasan pemikiran atau gagasan kontra khilafah Yudian Wahyudi sangat mendasar karena dikembalikan pada pangkal kesalahpahaman atas Surat Al-Baqarah ayat 30 yang sering dijadikan dalil pro khilafah untuk melegitimasi pandangan kewajiban umat Islam mendirikan khilafah tunggal berskala global. Sedikitnya dapat disimpulkan empat gagasan kontra khilafah Yudian Wahyudi berikut ini. Pertama. Yudian Wahyudi menegaskan bahwa dalam Q.S Al-Baqarah ayat 30 hanya ditemukan kata khalifah, bukan khilafah. Dalam keseluruharı Al-Quran, kata khilafah tidak pernah dipergunakan sama sekali. Ayat ini juga dipahami beliau bukan sebagai perintah untuk mendirikan khilafah kepada Adam pada khususnya dan umat Islam pada umumnya. Bahkan ayat tersebut sungguh salah, menurut Yudian Wahyudi, jika dipahami sebagai kepemimpinan politik. Surat Al-Baqarah ayat 30, menurut Yudian Wahyudi, semata-mata informasi kepada para malaikat akan rencana menjadikan manusia sebagai khalifah Allah di bumi. Kedua: Yudian Wahyudi juga menguatkan argumen kebahasaan kontra khilafah Q.S Al-Baqarah ayat 30 di atas dengan merujuk makna substansi ayat tersebut. Menurut Yudian, khalifah bukan berarti kepala negara, gubernur, bupati dan wali kota seperti dalam kepemimpinan politik saat ini. Pengertian khalifah pada ayat tersebut mencakup seluruh umat manusia dan berkenaan dengan identitas manusia sebagai pengelola bumi dan hamba Allah sekaligus. Ayat tersebut pada hakikatnya berbicara tentang SDM yang harus terus-menerus dirawat agar melahirkan generasi yang memiliki daya saing dan menang tanding. Ketiga. Yudian Wahyudi selanjutnya menegasakan slogan Khalifah "Yes", Khilafah "No", karena tidak ada kata khilafah dalam Surat Al-Baqarah ayat 30, yang ada hanya khalifah. Khalifah sebagai SDM sangat dibutuhkan Indonesia (yes), bahkan banyak khalifah diberbagai bidang agar Indonesia bermutu, berdaya saing tinggi dan menang tanding. Menjadi khalifah. karenanya, dilakukan dalam sistem kenegaraan Indonesia yang ada, bukan dalam sistem khilafah. Oleh karena itu, khilafah tidak dibutuhkan di negara Pancasila ini. Menurut Yudian Wahyudi, selain karena sudah mati, khilafah juga secara historis tidak dijadikan konsesus bersama atau ijma' para founding fathers bangsa ini. Ijma' mereka adalah Pancasila.Keempat. Upaya mendirikan khilafah di bumi Pancasila, menurut Yudian Wahyudi, bertentangan dengan 'ijma (konsensus) para pendiri bangsa ini dalam bentuk Pancasila. Ijma' merupakan hukum tertinggi berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, tegas Yudian Wahyudi, melawan ijma Pancasila berarti melawan Allah SWT, Tuhan YME. date: 2025 date_type: published publisher: Cakrawala place_of_pub: Yogyakarta pagerange: 1-18 refereed: TRUE isbn: 978-623-7362-93-7 book_title: Tajdid Pancasilais Prof. K.H. Yudian Wahyudi, Ph.D. citation: Roni Ismail, - (2025) Pemikiran Kontra Khilafah Yudian Wahyudi melalui Reinterpretasi atas Q.S. Al Baqarah Ayat 30. In: Tajdid Pancasilais Prof. K.H. Yudian Wahyudi, Ph.D. Cakrawala, Yogyakarta, pp. 1-18. ISBN 978-623-7362-93-7 document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/72970/1/Pemikiran%20Kontra%20Khilafah%20Yudian%20Wahyudi%20melalui%20Reinterpretasi%20atas%20Q.S.%20Al%20Baqarah%20Ayat%2030.pdf