@phdthesis{digilib73050, month = {August}, title = {PERAN MASJID DALAM LITERASI JAMAAH: STUDI KASUS PELATIHAN KEPENULISAN \& PENGAJIAN FILSAFAT DI MASJID JENDRAL SUDIRMAN YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.:21102030063 Syarif Hidayat}, year = {2025}, note = {Drs. Moh Abu Suhud, M.Pd.}, keywords = {literasi, kepenulisan; pengajian filsafat; Masjid Jenderal Sudirman}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73050/}, abstract = {Rendahnya tingkat literasi masyarakat, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS, 2023) yang mencatat sekitar 37\% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas memiliki kemampuan literasi yang rendah, masih menjadi tantangan serius dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul. Masjid Jenderal Sudirman Yogyakarta merespons kondisi ini melalui dua program utama, yaitu pelatihan kepenulisan dan pengajian filsafat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji peran masjid dalam meningkatkan literasi jamaah, serta (2) mendeskripsikan strategi takmir dalam membangun budaya literasi di kalangan jamaah. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan kepenulisan yang dimulai pada tahun 2016 telah melahirkan komunitas literasi aktif bernama MJS Project. Komunitas ini secara konsisten menghasilkan karya tulis berupa buletin, artikel daring, hingga penerbitan buku bersama. Sementara itu, pengajian filsafat yang telah berlangsung sejak 2013 berhasil menciptakan forum diskusi terbuka yang mendorong daya kritis jamaah. Peran masjid dalam literasi diwujudkan melalui penyediaan fasilitas belajar, pemanfaatan media cetak dan digital, serta pembentukan ekosistem pembelajaran yang inklusif. Temuan ini mengindikasikan bahwa masjid dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan intelektual sekaligus ruang pemberdayaan masyarakat. Keberlanjutan program literasi berbasis masjid memerlukan sinergi antara takmir, komunitas, dan masyarakat luas, sehingga mampu memperkuat budaya literasi secara berkesinambungan.} }