%A NIM.: 18105010058 Muhammad Jauzi Sandiah %O Dr. Imam Iqbal, S.Fil.I, M.S.I. %T RELASI TEOLOGIS MANUSIA DAN AIR DALAM KONSEP AL-MUHAFAZAH ALA AL-MA: PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH %X Air merupakan elemen esensial bagi keberlangsungan kehidupan sekaligus penopang keseimbangan ekosistem. Al-Qur’an dan hadis menegaskan kedudukan air sebagai sumber kehidupan, sarana penyucian, dan manifestasi rahmat Ilahi. Namun, perkembangan modern dengan orientasi materialistik telah mereduksi kesakralan air menjadi sekadar komoditas yang dapat dieksploitasi, sehingga memicu kerusakan lingkungan dan krisis ekologis global. Menyikapi hal tersebut, Muhammadiyah merumuskan Fikih Air dalam Musyawarah Nasional Tarjih ke-28 (2014) yang menegaskan pentingnya konservasi air (al-muḥāfaẓah ‘alā al-mā’) sebagai kewajiban teologis sekaligus etis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prinsip-prinsip konservasi air dalam Fikih Air Muhammadiyah serta menganalisis relasi teologis manusia dan air dalam kerangka pemikiran tersebut. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif berbasis kepustakaan dengan analisis wacana kritis terhadap teks Fikih Air, dokumen resmi Muhammadiyah, serta literatur teologis dan lingkungan yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konservasi air dalam perspektif Muhammadiyah dibangun di atas tiga lapisan norma: nilai dasar (al-qiyam al-asāsiyyah), asas fikih (al-usul al-kulliyyah), dan ketentuan hukum konkret (al-aḥkām al-far‘iyyah). Relasi teologis manusia dan air dipahami dalam bingkai tauhid, syukur, keadilan, moderasi, dan kepedulian, yang menegaskan peran manusia bukan sebagai pemilik mutlak, melainkan sebagai pengelola (khalifah) yang berkewajiban menjaga keberlanjutan ekosistem. Dengan demikian, konservasi air menurut Muhammadiyah tidak hanya memiliki signifikansi ekologis, tetapi juga merupakan amanah teologis yang merefleksikan tanggung jawab manusia kepada Tuhan dan alam semesta. %K Fikih Air, Muhammadiyah, Konservasi Air, Teologi Lingkungan %D 2025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib73125