%0 Thesis %9 Skripsi %A Arifatun Nida, NIM.: 18105030101 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2025 %F digilib:73137 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Lailah Al-Qadr, Hermeneutika Hans-Georg Gadamer, Tafsir %P 96 %T PEMAHAMAN KH. AHMAD YASIN ASYMUNI TENTANG LAILAH AL-QADR DALAM KITAB TAFSIR SURAH AL-QADR %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73137/ %X Penelitian dengan judul Pemahaman KH. Ahmad Yasin Asymuni tentang Lailah Al-Qadr dalam Kitab Tafsir Surah Al-Qadr dilatar-belakangi oleh: Pertama, lailah al-qadr merupakan salah satu fenomena penting yang dibahas dalam Al-Qur’an karena malam tersebut memiliki keistimewaan tinggi yang berkaitan dengan proses turunnya Al-Qur’an dan terjadi di bulan Ramadhan. Kedua, KH. Yasin Asymuni dikenal sebagai ulama yang yang tidak hanya menguasi berbagai disiplin ilmu, tetapi juga menaruh perhatian besar pada dimensi tasawuf, sehingga dalam karya-karyanya seringkali menekankan pada persoalan hikmah atau keutamaan seperti halnya dalam Kitab Tafsir Surah Al-Qadr ini. Ketiga, tafsir ini menonjolkan pendekatan sufistik dan kontekstual, berbeda dengan tafsir klasik yang cenderung tekstual, normatif, dan menitikberatkan pada aspek lahiriah. Keempat, dalam menulis karyanya termasuk Kitab Tafsir Surah Al-Qadr beliau mempertimbangkan kebutuhan praktis masyarakat pesantren dan umat Islam secara luas, sehingga tafsirnya tidak berhenti pada tataran teoritis tetapi juga aplikatif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis data library research. Metode yang digunakan dalam mengolah data yaitu teknik deskriptif-analisis dan hermeneutika. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian: 1) mengumpulkan data berkaitan lailah al-qadr yang relevan (seperti kitab, buku, jurnal) 2) mendeskripsikan data 3) menganalisis data dengan menggunakan hermeneutika Gadamer sebagai alat analisis 4) menarik kesimpulan dari hasil analisis data. Penelitian ini berkesimpulan bahwa tafsir KH. Ahmad Yasin Asymuni menggunakan teori pokok Hans-Georg Gadamer, memaknai lailah al-qadr sebagai ketentuan Allah terhadap segala sesuatu. Keterpengaruhan sejarah dari mufasir tidak tampak menonjol. Maksudnya, pemaknaan yang dilakukan KH. Ahmad Yasin Asymuni tidak dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, dan sejarah ketika ia menulis tafsirnya, melainkan lebih berfondasi pada tradisi pesantren dan pendekatan sufistik yang ia tekuni. Dalam penulisannya, KH. Ahmad Yasin Asymuni banyak menukil dari Tafsir Mafatih al-Gaib karya Fakhruddin al-Razi, namun ia memberikan corak khas dengan penekanan sufistik yang membentuk horizon pemahamannya. Sementara itu, dalam teks Al-Qur’an sendiri menjelaskan malam lailah al-qadr sebagai malam yang penuh kemuliaan dan surat ini diturunkan untuk menjelaskan keutamaan malam lailah al-qadr yang memiliki nilai lebih tinggi dari malam lainnya. Adapun, teori aplikasinya menjelaskan makna yang berarti dari teks yaitu umat islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam lailah al-qadr karena pada malam tersebut amalan-amalan yang dilakukan memiliki nilai yang lebih tinggi dari amalan yang dilakukan pada malam lain. %Z Prof. Dr. Ahmad Baidowi, S.Ag., M.Si.