%A NIM.: 19105030113 Nida Aurora Imanillah %O Fitriana Firdausi, S. Th.I., M. Hum. %T PERSPEKTIF EKOTEOLOGI DALAM PENAFSIRAN SAID NURSI TERHADAP QS. AL-BAQARAH AYAT 30 (PENDEKATAN HERMENEUTIKA GADAMER) %X Penelitian ini menganalisis pemikiran ekoteologis Badiuzzaman Said Nursi yang tertuang dalam kitab tafsirnya, Isyarat al-I’jaz fi Mazan al-I’jaz, khususnya pada penafsiran terhadap QS. Al-Baqarah ayat 30. Kajian ini dilatarbelakangi oleh krisis ekologi global yang mengkhawatirkan, yang salah satu akarnya adalah pandangan antroposentris yang kurang tepat dalam memandang relasi manusia dan alam. Dalam konteks tersebut, pemikiran Nursi yang menekankan peran sebagai khalifah penjaga keseimbangan alam menawarkan perspektif spiritual yang relevan untuk merespons tantangan zaman. Melalui pemikiran ekoteologis Said Nursi, diharapkan dapat menjadi landasan etis untuk mengurangi kerusakan lingkungan—yang diakibatkan oleh sikap destruktif manusia yang dapat mengancam keberlangsungan kehidupan di bumi—dan membentuk kembali relasi antara manusia, Tuhan, dan alam yang harmonis. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan analisis konsep relasi ekoteologis antara manusia, Tuhan, dan alam dalam pemikiran Said Nursi, melalui pengkajian terhadap penafsiran Nursi atas QS. Al-Baqarah ayat 30. Analisis dilakukan dengan pendekatan hermeneutika Gadamer, hingga mengaktualisasikan pemikiran Nursi dalam konteks krisis lingkungan kontemporer. Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka dengan sumber primer kitab tafsir Isyarat al-I’jaz fi Mazan al-I’jaz, dan sumber sekunder berupa buku, artikel, serta penelitian terkait. Dengan metodologi penelitian kualitatif yang diolah secara deskriptif-interpretatif, analisis data dilakukan berdasarkan kerangka hermeneutika Gadamer melalui empat konsep: 1) historically effected consciousness, 2) pre-understanding, 3) fusion of horizons, dan 4) application. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nursi menafsirkan QS. Al-Baqarah ayat 30 dengan menekankan bahwa manusia adalah khalifah, sebagai “ruh” yang menyatu dengan bumi (fi al-ard), bukan sekadar penguasa di atas muka bumi (‘ala al-ard). Kekhalifahan manusia bersifat spiritual dan ekologis, di mana manusia yang merusak alam dipandang sebagai bentuk pengkhianatan terhadap amanah Tuhan. Analisis hermeneutika Gadamer mengungkapkan bahwa pemikiran Nursi dipengaruhi oleh tantangan sekularisasi dan pengalaman sufistik dalam kehidupannya. Penafsiran ini relevan sebab menawarkan perspektif holistik Said Nursi dalam memandang relasi manusia dan alam berdasarkan pemahaman tauhid. Implementasinya dapat menjadi landasan etis untuk menjawab kebingungan di tengah masalah lingkungan era modern—seperti hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan iklim—melalui integrasi antara nilai-nilai spiritual dengan upaya konservasi alam. %K Ekoteologi, Said Nursi, Hermeneutika Gadamer, Khalifah, Isyarat al-I’jaz fi Mazan al-I’jaz, QS. Al-Baqarah ayat 30 %D 2025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib73151