TY - THES N1 - Dr. Ustadi Hamzah, S.Ag., M.Ag. ID - digilib73211 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73211/ A1 - Dirham Asese, NIM.: 23205021002 Y1 - 2025/08/15/ N2 - Konflik merupakan aspek yang takterhindarkan dalam kehidupan sosial. Seakan menjadi bayang-bayang di setiap pertemuan individu atau kelompok. Potensi konflik akan semakin riskan terjadi ketika keadaan sosial yang tergolong majemuk atau multikultural. Multikultural sendiri adalah satu keadaan sosial yang terdiri dari ragam kelompok etnis dan suku. Kelurahan Sidodadi Kecamatan Wonomulyo menjadi salah satu contoh daerah multikultural yang ada di Indonesia. Keberagaman yang terdiri dari empat etnis yakni Jawa, Mandar, Bugis dan Toraja serta perkembangan dua agama Islam dan Kristen menjadi wadah yang nyaman untuk konflik berkembang. Namun, meski Sidodadi tergolong daerah yang multikultural, hubungan serta dinamika sosial selalu dapat meredam eskalasi konflik serius. Eskalasi konflik yang selalu dapat diredam kemudian digambarkan dengan meminjam peta konsep peacekeeping yang digagas oleh Johan Galtung. Penelitian ini menggunakan teori peacekeeping untuk menggambarkan kondisi keterjagaan Sidodadi dari konflik. Pendekatan ini berupaya menciptakan fondasi yang kuat untuk perdamaian jangka panjang. Bangunan fondasi perdamaian di Kelurahan Sidodadi meliputi gotong royong yang masih kuat, tendensi identitas yang hampir tidak nampak, hubungan sosial, dan keterlibatan stukrtur masyarakat secara menyeluruh di ruang-ruang ritual dan perayaan. Untuk menganalisis alasan perdamaian pada Sidodadi, penelitian ini memakai teori lingkaran konflik Furlong dengan melakukan riset lapangan untuk mengidentifikasi data, minat, dan struktur yang dapat membentuk suasana yang harmonis atau justru memicu konflik di Sidodadi. Hasil dari penelitian ini menunjukan Strategi peacekeeping terwujud melalui pendekatan berbasis nilai-nilai kearifan lokal dan dialog antarbudaya. sebagai tindak lanjut dari penyelarasan minat masyarakat serta nilai yang disepakati bersama demi terjaganya hubungan antar kelompok. Keterlibatan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemimpin komunitas untuk menjadi mediator dalam menyelesaikan konflik atau menjaga perdamaian mejadi hal yang penting dan krusial. Oleh karenanya kegiatan bersama seperti tradisi adat, perayaan keagamaan, dan gotong royong menjadi sarana efektif untuk memperkuat hubungan antar kelompok etnis atau budaya. Bentuk interaksi antar kelompok budaya di Sidodadi menunjukkan kelompok-kelompok budaya berinteraksi tidak hanya dalam konteks sosial sehari-hari, tetapi juga melalui kerja sama di bidang ekonomi dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan baik yang bersifat tradisi maupun seremoni. Keadaan ini menghasilkan asimilasi, akulturasi, dan toleransi antar etnis Jawa, Mandar, Bugis, dan Toraja. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Strategi KW - Peacekeeping KW - Multikultural M1 - masters TI - STRATEGI PEACKEEPING PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KELURAHAN SIDODADI, KECAMATAN WONOMULYO, POLEWALI MANDAR AV - restricted EP - 109 ER -