TY - THES N1 - Dr. Adib Sofia, S.S., M.Hum. ID - digilib73233 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73233/ A1 - Ayu Festian Larasati, NIM.: 23205031043 Y1 - 2025/08/20/ N2 - Kajian mengenai konsep Roh Kudus dalam Al-Qur?an dan Al-Kitab hingga kini masih memunculkan perdebatan, baik di ranah teologis maupun akademis. Sebagian kalangan Kristiani dan orientalis menilai bahwa Al-Qur?an mengadopsi unsur-unsur dari tradisi Yahudi dan Kristen, termasuk istilah Roh Kudus, yang dipandang sebagai jejak adopsi ajaran Kristiani. Sementara itu, mayoritas ulama Muslim memahami Roh Kudus sebagai Malaikat Jibril, meskipun secara tekstual Al-Qur?an tidak pernah secara eksplisit menyebutkannya, melainkan penafsiran ini berkembang melalui tradisi tafsir klasik dan terjemahan. Perbedaan penafsiran tersebut menimbulkan kerancuan dan membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai intertekstualitas, konsistensi makna, serta perbedaan ontologis antara pemahaman Islam dan Kristen mengenai Roh Kudus. Melalui lensa intertekstualitas Julia Kristeva, konsep Roh Kudus dalam Al- Kitab dan Ruh al-Qudus dalam Al-Qur?an dapat dipahami sebagai hasil dialog antarteks yang melintasi batas tradisi agama. Dalam kerangka ini, Kekristenan mengembangkan makna Roh Kudus secara ontologis sebagai Pribadi Ilahi yang berdiam dalam diri umat, sedangkan Islam merekontekstualisasinya secara fungsional sebagai Malaikat Jibril, penyalur wahyu, dan penguat iman, sambil menegaskan prinsip tauhid. Perbedaan penafsiran ini tidak sekadar menandai perbedaan doktrinal, tetapi juga memperlihatkan bagaimana teks-teks suci membangun identitasnya melalui proses adopsi, penolakan, dan reformulasi makna dari tradisi sebelumnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, menganalisis teks-teks primer Al-Qur?an dan Al-Kitab serta tafsir klasik dan literatur teologis, untuk menyingkap proses intertekstualitas yang membentuk konsep Roh Kudus sekaligus memahami implikasinya terhadap konstruksi identitas keagamaan dalam Islam dan Kristen. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa intertekstualitas antara Al-Kitab dan Al- Qur?an bukanlah bentuk imitasi, melainkan proses transformasi makna yang melibatkan dialog, kritik, dan rekonstruksi teologis. Konsep Roh Kudus dalam kisah Maryam, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad memperlihatkan peran sentral sebagai penghubung langsung antara Tuhan dan manusia, meskipun dipahami secara berbeda dalam Al-Kitab dan Al-Qur?an. Dalam kisah Maryam, Roh Kudus atau Ruh al-Qudus hadir untuk menghadirkan kelahiran Nabi Isa secara mukjizat dan suci, menegaskan intervensi ilahi dalam proses penciptaan kehidupan. Dalam pelayanan Nabi Isa, Roh Kudus meneguhkan misi kenabiannya, memberi kuasa untuk melakukan mukjizat, serta membimbing pewartaannya kepada umat; sementara dalam Al-Qur?an, Ruh al- Qudus dihadirkan untuk menguatkan Nabi Isa dalam dakwah dan kesaksiannya akan kebenaran. Adapun dalam kenabian Muhammad, Ruh al-Qudus diidentifikasi sebagai Malaikat Jibril yang berperan menyampaikan wahyu Al-Qur?an sekaligus menguatkan hati beliau dalam menghadapi tantangan kerasulan. Pola yang terlihat di ketiga kisah ini adalah peran Roh Kudus dalam menghadirkan kehidupan, meneguhkan kenabian, dan menyampaikan kebenaran, meskipun makna ontologisnya mengalami pergeseran. Kekristenan memperluas pemahaman Roh Kudus secara ontologis dengan menempatkannya sebagai Pribadi Ilahi dalam kerangka Trinitas, yang tidak hanya menyertai para nabi tetapi juga berdiam dalam diri umat percaya, sekaligus menjadi dasar teologi keselamatan melalui Kristus. Sebaliknya, Islam memperluas makna Roh Kudus secara fungsional dan historis dengan menekankannya sebagai agen pewahyuan universal yang mendukung para nabi, namun menanggalkan dimensi keilahian untuk menegaskan prinsip tauhid. Pergeseran ini memperlihatkan transformasi teologis yang signifikan, dari konsep ?kehadiran Allah dalam manusia? dalam Kekristenan menjadi ?instrumen pewahyuan dari Allah kepada manusia? dalam Islam. Dengan demikian, perbandingan ini menyingkapkan bahwa Roh Kudus dalam kedua tradisi berfungsi sebagai agen kebenaran dan penguat misi kenabian, namun arah perkembangan maknanya merefleksikan perbedaan mendasar antara kerangka trinitarian dan monoteistik. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Roh Kudus KW - Al-Qur?an KW - Al-Kitab M1 - masters TI - KONSEP ROH KUDUS DALAM TERJEMAH AL-QUR?AN DAN AL-KITAB (TINJAUAN INTERTEKSTUALITAS) AV - restricted EP - 118 ER -