@mastersthesis{digilib73235, month = {August}, title = {PEMBACAAN ORTHOEPIC ATAS REKONSTRUKSI SURAH AL-KAFIRUN (STUDI KRITIS ATAS PEMIKIRAN MUN?IM SIRRY)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 23205031050 Muhammad Syafirin}, year = {2025}, note = {Dr. Phil. Mu?ammar Zayn Qadafy, M.Hum}, keywords = {Alif al-Za?idah, Pembacaan Orthoepic, Hermeneutika, Revisionis, Mun?im Sirry}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73235/}, abstract = {Tesis ini mengkaji secara kritis gagasan rekonstruksi Mun?im Sirry terhadap Surah al-Kafirun, khususnya terkait hipotesis alif al-zaidah (alif tambahan) pada ayat kedua hingga kelima surah tersebut. Gagasan ini didasarkan pada temuan seorang sarjana revisionis, Gerd-R. Puin, yang membandingkan antara mushaf standar edisi Kairo yang diproduksi pada 1924 dengan sejumlah manuskrip kuno Al-Qur?an. Puin menghasilkan kesimpulan bahwa memang terdapat pluralitas ortografis dalam manuskrip-manuskrip Al-Qur?an masa awal, salah satunya ditandai dengan penambahan huruf alif. Atas dasar ini, Sirry kemudian mengusulkan pembacaan afirmatif terhadap partikel la pada ayat kedua hingga kelima Surah al-Kafirun, yang secara konvensional dipahami sebagai bentuk negasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempersoalkan validitas epistemik serta implikasi hermeneutik dari rekonstruksi tersebut dengan menggunakan kerangka pembacaan orthoepic Al-Qur?an, yakni sebuah pembacaan integratif yang menggabungkan empat disiplin kajian: kajian ortografi/manuskrip, kajian ilmu qiraat, kajian rasm, dan kajian linguistik Qur?ani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rekonstruksi Mun?im Sirry atas Surah al-Kafirun ternyata tidak memiliki dasar tekstual yang reliabel, baik dari segi otoritas qiraat, struktur rasm, maupun bukti manuskriptual yang memadai. Dari penelusuran terhadap 22 manuskrip kuno awal dan diperkuat oleh analisis Rasm al-Qur?an, ditemukan bahwa kata la pada ayat kedua hingga kelima Surah al-Kafirun tertulis secara konsisten dengan alif. Hal ini menunjukkan bahwa alif setelah lam memang bukan merupakan huruf tambahan, melainkan struktur integral yang membentuk huruf negasi dalam bahasa Arab. Selain itu, rekonstruksi qiraah Mun?im Sirry juga sangat problematik karena tidak memiliki dasar dan pijakan riwayat yang dapat dipertanggungjawabkan. Lebih jauh, analisis linguistik membuktikan bahwa tawaran qiraah Mun?im Sirry tidak hanya menyalahi struktur linguistik ayat, tetapi juga merusak substansi pesan teologis yang terkandung dalam Surah al-Kafirun. Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwa pembacaan orthoepic Al-Qur?an mampu menegaskan kembali otoritas epistemik tradisi Islam dan menjadi kerangka kritis yang efektif dalam menghadapi tantangan hermeneutik dari pendekatan revisionis. Tesis ini juga berkontribusi mengembangkan wacana metodologi tafsir kontemporer, dengan menawarkan satu model pembacaan yang komprehensif, historis, sekaligus normatif dalam menanggapi pluralitas wacana seputar teks Al-Qur?an.} }