%0 Thesis %9 Masters %A Anisa Luthfi Hanifah, NIM.: 23205031052 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2025 %F digilib:73237 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Al-Qur’an, Diversifikasi Makna, Sakana, Semiotika Peirce %P 124 %T DIVERSIFIKASI MAKNA SAKANA DALAM AL-QUR’AN (TINJAUAN SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73237/ %X Kata sakana yang lebih dari enam puluh kali disebut dalam Al-Qur’an, selama ini kerap dipahami secara tektual dan dalam artian sempit yaitu dalam dalam konteks pernikahan. Padahal kemunculannya tersebar pada berbagai ranah kehidupan manusia di antaranya dalam konteks rumah, relasi antarpersonal dan waktu malam. Permasalahan ini mendorong penelitian untuk mengkaji diversifikasi makna sakana agar dapat dipahami secara komprehensif dan tidak parsial. Fokus penelitian ditujukan pada tiga ayat utama yaitu Q.S. An-Naḥl [16]: 80, Q.S. Ar-Rūm [30]: 21, dan Q.S. Ghāfir [40]: 61 karena masing-masing merepresentasikan tiga ruang esensial bagi manusia berupa tempat tinggal, relasi pasangan, dan waktu malam. Penelitian ini bertujuan menyingkap diversifikasi makna kata sakana serta menemukan hakikat pemaknaannya dalam al-Qur’an sebagai kebutuhan eksistensial yang menyatu dengan kehidupan manusia secara utuh. Penelitian ini mengaplikasikan metode kualitatif dengan studi kepustakaan (library research). Adapun pendekatan yang digunakan ialah teori Semiotika Charles Sanders Peirce untuk menelusuri keterhubungan makna dalam relasi tanda pada tiga ayat utama. Peirce berpendapat bahwa setiap tanda tidak berdiri sendiri melainkan memiliki keterkaitan dengan objek dan interpretant. Selain itu, tanda bagi Peirce memiliki makna yang berlapis, sehingga dalam kerangka ini sakana juga dapat dimaknai sebagai ikon, indeks dan simbol. Untuk mencapai makna tersebut, diperlukan analisis linguistik sebagai pondasi analisis semiotik yang diperkuat dengan horizon penafsiran masa klasik hingga kontemporer untuk melihat perkembangan pemaknaan kata sakana dalam al-Qur’an. Data primer diperoleh dari ayat-ayat yang mengandung kata sakana dan khazanah penafsiran masa klasik hingga kontemporer, sedangkan data sekunder berasal dari artikel, jurnal ilmiah dan statistik terkait. Hasil penelitian menunjukkan adanya diversifikasi makna sakana dalam tiga ayat utama yaitu yaitu Q.S. al-Naḥl [16]: 80, Q.S. al-Rūm [30]: 21, Q.S. Ghāfir [40]: 61. Diversifikasi tersebut menghadirkan sakana dalam dimensi ruang (rumah), relasi (pasangan), dan waktu (malam). Hakikat sakana dalam Al-Qur’an tidak hanya mencakup dimensi fungsional, tetapi juga menyentuh horizon eksistensial manusia. Rumah memberikan rasa aman yang meneguhkan jati diri, pasangan menghadirkan kesadaran makna keberadaan dalam relasi sebagai hamba dan khalifah, dan malam membuka ruang kontemplatif yang menuntun pada keterhubungan spiritual dengan Tuhan. Ketiganya membentuk jejaring makna yang saling melengkapi sehingga sakana menjadi landasan kesadaran diri, penghayatan hidup, dan relasi transendental manusia dengan Allah. Penelitian ini berkontribusi menawarkan perspektif baru tentang makna sakana yang melampaui tafsir konvensional, sehingga memperkaya kajian semantik Al-Qur’an dan membuka ruang aplikatif bagi pembangunan spiritualitas di era kontemporer. %Z Dr. Adib Sofia, S.S., M.Hum.