@mastersthesis{digilib73248, month = {August}, title = {MEMPERTIMBANGKAN ANTARA GENRE HASYIYAH ATAU TERJEMAH: PADA KARYA TERJEMAH TAFSIR JALALAYN KH. SOFWAN DURI (W. 1961) DAN KH. MISBAH MUSTAFA (W. 1994)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 23205031089 Rodliyatuz Zahro?}, year = {2025}, note = {Dr. Mua?ammar Zayn Qadafy M.Hum}, keywords = {Terjemah Tafs{\=i}r Jal{\=a}layn, Genre {\d H}{\=a}syiyah, KH. Sofwan Duri, KH. Misbah Mustafa.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73248/}, abstract = {Kemunculan karya terjemah Tafs{\=i}r Jal{\=a}layn di Indonesia pada abad ke-20 yang memuat narasi di luar teks sumber telah mengaburkan batas-batas konvensi dalam genre terjemah. Batasan yang dilampaui ditandai dengan penghilangan sebagian narasi teks utama, penyisipan argumentasi baru, ketergantungan pada sumber lain, serta dominasi narasi terjemah yang melampaui porsi teks utama. Fenomena ini menyisakan pertanyaan apakah karya tersebut masih dapat disebut sebagai genre terjemah atau dapat diklasifikasikan ke dalam genre {\d h}{\=a}syiyah. Persoalan ini menjadi penting karena terjemah memiliki batas formal yang dapat dibedakan dengan karya lain. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau posisi karya terjemah tafsir Jal{\=a}layn yang telah melampaui batas konvensi penerjemahan, sebagai bagian dari genre terjemah tafsir atau {\d h}{\=a}syiyah tafs{\=i}r. Penelitian ini didesain dalam bentuk kualitatif, melalui pendekatan historis-komparatif. Terjemah Tafs{\=i}r Jal{\=a}layn karya KH. Sofwan Duri dan Misbah Mustafa yang muncul di abad ke-20 menjadi sampel utama dalam penelitian ini. Karya Tafs{\=i}r Jal{\=a}layn menjadi sumber utama yang dijadikan sebagai pembanding kedua karya tersebut. Adapun sumber-sumber sekunder berupa buku, artikel, dan wawancara digunakan sebagai data pendukung dalam menganalisis penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya terjemah tafsir yang berorientasi dalam pengembangan, pengurangan, maupun kritik dari narasi teks utama dapat diklasifikasikan ke dalam genre {\d h}{\=a}syiyah tafs{\=i}r. Penelitian ini menawarkan formulasi genre {\d h}{\=a}syiyah yang selama ini belum terpetakan secara sistematis. Adapun pelabelan suatu karya dalam konteks ini tidak dapat dilepaskan dari tradisi kepenulisan yang membentuk lingkungan intelektual penulisnya. Pemahaman praktik penerjemah yang telah melekat di Jawa pada abad ke-18 hingga 20 telah mempengaruhi para penerjemah hingga memunculkan karya {\d h}{\=a}syiyahini. Disisi lain, tradisi pengkajia Jal{\=a}layn yang telah mengakar kuat di Indonesia melalui praktik pembacaan, meninggalkan makna ghandul, serta catatan kritis yang ditinggalkan di tepi teks utama, turut menjadi faktor utama dalam melahirkan karya-karya {\d h}{\=a}syiyah Jal{\=a}layn di Indonesia.} }