@phdthesis{digilib73574, month = {September}, title = {MAKNA RITUAL RUWAHAN PADA MASYARAKAT DUKUH NGEMPLAK DESA PELEMKEREP KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20105040023 Siti Sanawat}, year = {2025}, note = {Dr. Moh. Soehadha, S.Sos. M.Hum}, keywords = {Ritual Ruwahan, Transformasi Simbol, Pergeseran Makna}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73574/}, abstract = {Penelitian ini membahas mengenai Makna Ritual Ruwahan di Dukuh Ngemplak, Desa Pelemkerep, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara. Ritual ini dulunya dianggap sakral, memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi, namun kini maknanya berubah. Simbol dan ritual seperti uang infaq, ayam ingkung , membaca Al-Qur'an, tahlil, serta berbagai proses lain yang sebelumnya memperkuat persaudaraan dan identitas budaya, kini dipandang sebagai formalitas atau tugas adat saja tanpa pemahaman di dalamnya . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi langsung, dan studi dokumen. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori simbol ritual oleh Victor Turner untuk memahami transformasi simbol dan dampaknya terhadap keberlanjutan ritual. Dari perspektif simbol ritual Victor Turner, makanan dalam ritual Ruwahan mengalami transformasi simbol. Awalnya, makanan yang disajikan adalah makanan tradisional yang memiliki makna khusus seperti ingkung, tumpeng, dan jenang. Kini, makanan yang disajikan lebih sederhana seperti gorengan, buah, dan minuman dalam kemasan. Transformasi ini menunjukkan perubahan bentuk fisik dan juga pergeseran makna, di mana makna spiritual dan simbolik yang dulu kuat kini mulai disederhanakan menjadi hanya bagian dari acara. Meski demikian, kenangan kolektif tentang makna aslinya tetap hidup melalui ingatan dan cerita dari generasi yang lebih tua, sehingga tradisi masih bertahan meskipun telah beradaptasi dengan situasi sosial, ekonomi, dan budaya saat ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perlunya diupayakan revitalisasi simbol ritual dan makna melalui pendidikan, melibatkan berbagai generasi secara aktif, serta mengintegrasikan nilai ritual dengan konteks modern agar Ritual Ruwahan tetap relevan dan bisa bertindak sebagai perekat sosial serta penjaga identitas budaya.} }