@phdthesis{digilib73678, month = {August}, title = {ANALISIS PERENCANAAN PRODUKSI DW MOCHI MENGGUNAKAN FORECASTING DAN AGGREGATE PLANNING}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21106060015 Zuhrah Amaliah Defa}, year = {2025}, note = {Syaeful Arief, S.T, M.T.}, keywords = {fluktuasi; forecasting; aggregate planning.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73678/}, abstract = {UMKM DW Mochi menghadapi tantangan dalam perencanaan produksi karena pencatatan yang belum terdokumentasi dengan baik serta penentuan jumlah produksi yang masih bergantung pada estimasi manual. Fluktuasi permintaan pada hari-hari tertentu, mengakibatkan UMKM menyesuaikan produksi tanpa sistem berbasis data, sehingga pemilik terkadang menambah tenaga kerja atau jam kerja secara tidak terencana saat permintaan meningkat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi kasus pada UMKM DW Mochi di Yogyakarta, yang berfokus pada mochi varian kacang. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara, serta data historis penjualan. Peramalan dilakukan dengan tiga metode, lalu dipilih metode terbaik berdasarkan error terkecil. Hasil analisis menunjukkan metode Weighted Moving Average memiliki hasil error terkecil dengan nilai MAD sebesar 131.77, MAPE sebesar 1.97\%, dan MSE sebesar 29.273.87 Perencanaan agregat menggunakan metode heuristik (trial and error) untuk menentukan strategi produksi yang optimal. Strategi pengendalian tenaga kerja dipilih karena menghasilkan biaya operasional lebih rendah dibandingkan dengan pengendalian overtime. Penjadwalan produksi harian dan pengendalian bahan baku juga disesuaikan agar persediaan tetap optimal dan efisien.Kesimpulan dari Penelitian ini adalah bahwa metode Weighted Moving Average efektif dalam meramalkan permintaan mochi secara akurat sehingga DW Mochi nantinya dapat menyusun jadwal produksi harian yang digunakan untuk menghitung kebutuhan bahan baku. Lalu pemilihan strategi terbaik adalah dengan menggunakan pengendalian tenaga kerja karena menghasilkan biaya operasional lebih rendah dibandingkan dengan pengendlaian overtime.} }