%A NIM.: 23205012016 Elok Dwi Jayanti %O Prof. Dr. Hj. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., M.A. %T DISKURSUS KEBEBASAN DAN HAK PEREMPUAN DALAM FILM LITTLE WOMEN (2019) DAN BARBIE (2023) %X Penelitian terdahulu tentang isu-isu perempuan tidak banyak menganalisis mekanisme kekuasaan yang membentuk representasi mengenai kebebasan dan hak perempuan. Mekanisme kekuasaan ini menghasilkan diskursus dominan yang kemudian meminggirkan diskursus yang dianggap tidak sesuai. Diskursus-diskursus yang muncul juga menjadi pembahasan dalam dunia tafsir feminis Muslim. Berdasarkan permasalahan akademik tersebut, penelitian ini menjawab tiga rumusan masalah, yaitu: apa saja diskursus dominan dan mekanisme normalisasi kebebasan perempuan dalam film Little Women dan Barbie, apa saja diskursus termarginalisasi mengenai kebebasan dan hak perempuan dalam Little Women dan Barbie, dan bagaimana relevansi diskursus kebebasan dan hak perempuan dalam tafsir feminis Muslim. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Sumber data primer yang dijadikan rujukan pada penelitian ini adalah film Little Women (2019) dan Barbie (2020) karya Greta Gerwig. Kedua film ini dipilih karena merepresentasikan dua periode waktu yang berbeda dengan pandangan yang berlainan mengenai kebebasan perempuan. Little Women merepresentasikan kebebasan perempuan di masa lalu, sedangkan Barbie merepresentasikan kebebasan perempuan kontemporer. Menganalisis kedua film ini secara bersamaan memungkinkan perbandingan yang mendalam mengenai bagaimana diskursus kebebasan perempuan berkembang dan berubah seiring waktu, dan bagaimana mekanisme kekuasaan menormalisasi beroperasi dalam konteks yang berbeda. Selanjutnya, sumber data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari jurnal, artikel, buku, dokumen, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan tema penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan kemudian verifikasi atau penarikan kesimpulan secara kritis. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teori diskursus yang dicetuskan oleh Michel Foucault. Hasil dari penelitian ini adalah: pertama, diskursus dominan dalam dalam film Little women ditemukan bahwa pernikahan adalah puncak dari kehidupan perempuan. Pernikahan ini erat kaitannya dengan strategi ekonomi bagi keamanan finansial perempuan, dan peran domestik perempuan. Sedangkan diskursus dominan dalam film Barbie adalah perempuan yang bebas, bebas untuk menjadi apa yang mereka impikan tanpa harus merasa terbebani oleh stigma tertentu, perempuan bebas dari peran tradisional, perempuan sebagai agen aktif, mandiri, dan bebas memilih jalan hidupnya sendiri. Mekanisme normalisasi yang bekerja dalam membentuk diskursus dominan tersebut terbagi menjadi tiga cara, yakni melalui mekanisme diskursif yang melibatkan narasi yang secara konsisten normalisasi pernikahan dalam Little Women sebagai tujuan akhir perempuan dan dalam Barbie wacana memproduksi kebenaran bahwa perempuan telah mencapai kesuksesan dan kesetaraan diberbagai bidang serta memiliki kesempurnaan fisik. Mekanisme kultural, nilai budaya menghargai kepatuhan dan keanggunan perempuan dalam Little Women serta kesempurnaan fisik, kuat, dan mandiri sebagai kunci keberhasilan perempuan dalam Barbie, dan Mekanisme structural, institusi seperti keluarga dan pendidikan menormalisasi peran domestik dalam Little Women serta struktur matriarki yang menetapkan perempuan di puncak kekuasaan dalam Barbie. Kedua, marginalisasi muncul dalam bentuk peminggiran dimensi sosial dan realitas perempuan di dunia nyata. Ketiga, Diskursus dominan mengenai kebebasan perempuan dan hak perempuan dalam kedua film ini yakni, kesetaraan dan keadilan, peran perempuan di ruang domestik dan publik juga menjadi wacana yang mendominasi tafsir feminis Muslim. %K Diskursus, Kebebasan Perempuan, Mekanisme Normalisasi, Little Fil Women, Film Barbie %D 2025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib73687