@phdthesis{digilib73720, month = {August}, title = {METODE DAKWAH ISLAM DAN MISI KATOLIK DI KECAMATAN KUTOARJO ( STUDI KOMPARATIF DAKWAH ORGANISASI MAHAMMADIYAH DAN MISI GEREJA SANTO YOHANES RASUL )}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 02874518 Suyatmi}, year = {1993}, note = {Drs. H. Abuseri Dimyati - Digitalisasi}, keywords = {Dakwah Islam, Misi Katolik, Muhammadiyah, Gereja Santo Yohanes Rasul, Studi Komparatif}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73720/}, abstract = {Dakwah Islam dan misi Katolik merupakan dua bentuk kegiatan keagamaan yang memiliki tujuan serupa, yakni mengajak manusia menuju kehidupan yang beriman, bermoral, dan sejahtera, namun berbeda dalam ajaran, pendekatan, serta strategi pelaksanaannya. Kecamatan Kutoarjo menjadi wilayah menarik untuk dikaji karena di daerah ini Muhammadiyah dan Gereja Santo Yohanes Rasul sama-sama aktif dalam kegiatan sosial-keagamaan yang ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan metode dakwah Islam yang digunakan oleh Muhammadiyah dengan metode misi Katolik yang dilakukan oleh Gereja Santo Yohanes Rasul di Kecamatan Kutoarjo, serta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan komparatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap pengurus Muhammadiyah, tokoh Gereja Santo Yohanes Rasul, serta masyarakat sekitar sebagai penerima kegiatan dakwah dan misi. Data dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan pola, strategi, dan hasil kegiatan keagamaan dari kedua lembaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dakwah Muhammadiyah berfokus pada pendidikan, kegiatan sosial, dan pelayanan masyarakat dengan pendekatan bil-lisan dan bil-hal, sedangkan Gereja Santo Yohanes Rasul menekankan pelayanan kasih, pembinaan iman, serta kegiatan kemanusiaan seperti pelayanan kesehatan dan bantuan sosial. Kedua lembaga memiliki kesamaan dalam tujuan pembinaan moral dan kesejahteraan umat, namun berbeda dalam pendekatan ideologis dan sumber ajaran. Faktor pendukung keberhasilan kegiatan keduanya adalah semangat pengabdian, dukungan lembaga, dan kepercayaan masyarakat, sedangkan hambatan yang dihadapi meliputi keterbatasan sumber daya dan tantangan komunikasi antarumat beragama. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dakwah Muhammadiyah dan misi Gereja Santo Yohanes Rasul di Kecamatan Kutoarjo berjalan berdampingan secara damai dan konstruktif. Perbedaan metode dan pendekatan justru memperkaya dinamika sosial-keagamaan serta memperkuat toleransi antarumat beragama di wilayah tersebut.} }