%0 Thesis %9 Skripsi %A Anas Aflakha, NIM.: 20105010027 %B FAKULTAS USHULUDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2025 %F digilib:73724 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K tasawuf; Jawa; Simuh. %P 135 %T TASAWUF JAWA DALAM PEMIKIRAN SIMUH (1933-2015) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73724/ %X Tasawuf Jawa adalah perpaduan ajaran spiritual Jawa yang mengalami sinkretisasi dengan ajaran tasawuf. Tasawuf merumuskan tujuan hidup manusia untuk sedekat mungkin dengan Allah melalui pengalaman spiritual yang berlandaskan al-Qur’an hadits. Sedangkan kejawen berlandaskan keseimbangan dan keselarasan hidup manusia dengan alam untuk mencapai kemanunggalan dengan Gusti. Keduanya memiliki dasar yang berbeda dalam merumuskan tujuan hidup manusia dan bahkan terkesan bertentangan. Namun, keduanya memiliki kesamaan yaitu, mengakui bahwa Tuhan adalah Yang Maha Esa. Terdapat tokoh yang mengkaji fenomena ini secara sistematis, yaitu Simuh. Simuh memotret fenomena tasawuf dan Jawa sebagai sebuah transformasi kepercayaan yang bersatu menjadi budaya baru. Pemikiran Simuh dapat menjelaskan hubungan tasawuf Jawa secara komprehensif, baik dari sudut pandang historis maupun ajaran di dalamnya. Penelitian ini tergolong penelitian pustaka (literature research), dengan melakukan fokus kajian pada pemikiran Simuh dalam karya-karyanya. Penelitian ini menggunakan metode dekriptif-interpretasi. Metode dekriptif dimaksudkan untuk membahas kajian tasawuf Islam dan kejawen. Metode interpretasi dimaksudkan untuk mengungkapkan pemikiran Simuh tentang tasawuf Jawa. Untuk mendukung penelitian tasawuf Jawa dalam pemikiran Simuh, penulis menggunakan teori sinkretisme budaya Clifford Geertz, yaitu kejawen merupakan salah satu varian kepercayaan dari agama Islam. Terdapat tiga ajaran tasawuf Jawa menurut pemikiran Simuh, pertama sangkan paraning dumadi, kedua manunggaling kawula Gusti, ketiga manekung anungku samadi. Pertama, sangkan paraning dumadi yaitu ajaran tentang menjadikan Tuhan sebagai asal-muasal dan tujuan akhir manusia. Kedua, manunggaling kawula Gusti, adalah ajaran yang memfokuskan manusia untuk ber-manunggal kepada Tuhan dengan cara membersihkan diri dari pengaruh nafsu duniawi. Ketiga, manekung anungku samadi, merupakan ajaran untuk mempersiapkan kematian dengan memusatkan dan mengheningkan cipta. Esensi dari ketiga ajaran diatas, memiliki kesamaan dengan ajaran tasawuf yang dilakukan para sufi dalam perjalanan spiritualnya. %Z Dr. Waryani Fajar Riyanto, S.H.I., M.Ag.