%A NIM.: 20105020044 Asih Istato’a %O Derry Ahmad Rizal M.A. %T TRADISI AMONG-AMONG WETON SEBAGAI HABITUS DI DUSUN KEMPONG BANJAROYO KALIBAWANG KULON PROGO %X Tradisi among-among weton merupakan tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat di Dusun Kempong, Kelurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. Among-among weton adalah tradisi turun-temurun yang dilaksanakan berdasarkan hitungan hari lahir (weton) dalam penanggalan Jawa dan selama 35 hari sekali. Di Dusun Kempong, tradisi ini dilakukan untuk nguri-uri budaya, ada juga karena memiliki hajad tertentu, dan melaksanakan tanpa mengerti maknanya. Tradisi among-among weton memiliki ubarampe seperti makanan dan sajian lainnya namun, terdapat beberapa masyarakat yag melaksanakan tradisi ini dengan disederhanakan, digabung waktunya ataupun mengubah ubarampe yang sudah di-pakem-kan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: bagaimana tradisi among-among weton dipertahankan di Dusun Kempong dan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan tradisi among-among weton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini dari Pierre Bourdieu yang mencakup tiga konsep utama, yaitu habitus, modal, dan ranah. Habitus digunakan untuk melihat kebiasaan dan disposisi masyarakat yang membentuk serta mempertahankan tradisi ini secara turun-temurun. Modal digunakan untuk mengkaji berbagai sumber daya yang dimiliki masyarakat baik berupa modal ekonomi, budaya, sosial, maupun simbolik yang berperan dalam menjaga keberlangsungan tradisi. Ranah digunakan untuk memahami posisi tradisi ini dalam struktur sosial masyarakat serta interaksinya dengan ranah-ranah lain seperti agama, ekonomi, dan modernisasi. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Dusun Kempong menyimpulkan beberapa hal berikut ini: Pertama, bagi masyarakat Dusun Kempong tradisi among-among weton sudah menjadi kewajiban yang harus dipertahankan jika tidak dilakukan akan memberikan dampak kurang baik terhadap anak, seperti lemes dan bekerja tidak fokus. Walaupun dalam proses pelaksanaannya beberapa masyarakat memiliki habitus yang berbeda tergantung modal yang dimiliki. Among-among weton tetap dilakukan meskipun dari waktu ke waktu mengalami penyesuaian. Kedua, tradisi among-among weton yang dipertahankan oleh Masyarakat Dusun Kempong memiliki tantangan-tantangan dari segala aspek baik dari modal ekonomi, sosial, budaya, simbolik, agama serta perkembangan zaman atau modernisasi. %K tradisi; Among-Among Weton; Habitus; Dusun Kempong %D 2025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib73726