@phdthesis{digilib73734, month = {June}, title = {METAFISIKA KEHENDAK DALAM MUSIK SUFISTIK PERSPEKTIF ESTETIKA ARTHUR SCHOPENHAUER}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21105010016 Elang Dwipa Mahardhika}, year = {2025}, note = {Dr. Novian Widiadharma, S.Fil., M.Hum.}, keywords = {Musik Sufistik; estetika; musik; metafisika}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73734/}, abstract = {Penelitian ini berangkat dari konsep musik sufistik dalam Islam. Sebagai bagian dari ritus spiritual dalam kajian tasawuf, musik sufistik menjadi bagian yang integral dalam budaya Islam. Musik sufistik dalam tradisi tasawuf digunakan kalangan sufi, mulai dari ajaran yang bersifat personal hingga komunal. Penelitian mengenai musik sufistik dalam Islam kebanyakan masih terbatas pada dimensi spiritual seni para sufi. Oleh karena itu, penelitian ini hadir untuk membawa pembacaan baru dari musik sufistik Islam, yaitu melalui teori estetika kehendak Arthur Schopenhauer. Penelitian ini berdasarkan rumusan masalah, bagaimana konsep kehendak dalam estetika Arthur Schopenhauer?. Bagaimana penjelasan mengenai musik sufistik? Dan bagaimana estetika kehendak Arthur Schopenhauer dalam musik sufistik?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan konsep kehendak dalam estetika Arthur Schopenhauer pada seni musik, mengkaji konsep musik sufistik dalam diskursus estetika berdasarkan para tokoh sufi dan pelaku musik sufistik, dan menguraikan konsep kehendak dalam musik sufistik menggunakan kerangka estetika modern Arthur Schopenhauer. Penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis, yang bertumpu pada cabang aksiologi yakni estetika. Dengan bertumpu pada analisis konsep musik sufistik menggunakan teori estetika kehendak Arthur Schopenhauer, data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode kepustakaan dengan pengolahan data secara deskriptif-analisis. Hasil dari penelitian ini, memperlihatkan kehendak dalam pemikiran Schopenhauer merupakan sumber penderitaan dalam hidup. Sebagai basis metafisika pada kehidupan kehendak bersifat mengikat. Estetika pada pemikiran Schopenhauer berfungsi sebagai jalan pelepasan kehendak dengan musik sebagai jenis seni tertinggi, karena menjadi manifestasi langsung dari kehendak. Musik sufistik memiliki fungsi sebagai jalan seorang sufi mencapai tingkatan spiritual yang tinggi. Musik sufistik memiliki landasan pada metafisika teologis, Tuhan sebagai tujuan seorang sufi yang dapat dijangkau melalui musik sufistik. Dalam pembacaan estetika, musik sufistik memiliki tendensi pada estetika fungsional dan juga basis metafisika dalam musik. Pada estetika Schopenhauer, musik juga memiliki basis metafisika yakni kehendak yang menjadi cerminan dari musik itu sendiri, dan juga musik yang berfungsi sebagai pelepasan kehendak. Kedua konsep ini memiliki persamaan pada penggunaan musik sebagai bagian dari konsep metafisika, meskipun keduanya berada pada dimensi yang berbeda antara metafisika transenden dan imanen.} }