%A NIM.: 23205031001 Nur Fadhilah %O Dr. Siti Khodijah Nurul Aula, M.Ag. %T KONSEP FEMALE DIVINITY MENURUT EMRAN EL-BADAWI DALAM QS. AN-NAJM %X Female Divinity merupakan representasi ilahi yang disimbolkan dengan feminitas, Gagasan ini diangkat oleh Emran El-Badawi melalui pembacaanya terhadap Qs. An-Najm. Selama ini, unsur keilahian perempuan di wilayah Arab pra-Islam seiring diabadikan dalam tafsir-tafsir klasik yang kuat berlandaskan kritik atau kecaman atas penyembahannya. Emran El-Badawi justru memunculkan diskursus baru dengan menyoroti figur-figur dewi seperti Al-Lāt, Al-‗Uzzā dan Manāt disebut dalam Qs. An-Najm sebagai bukti adanya pengakuan terhadap keilahian perempuan di masa lalu. Hal ini menunjukkan adanya celah historis yang seiring luput dari pembacaan para mufassir. Penelitian ini juga bertujuan menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi horizon berpikir Emran El-Badawi sehingga ia berani memberikan gagasan atas pembacaan alternatif yang menempatkan female divinity sebagai instrumen kritik terhadap dominasi maskulinitas dalam tafsir al-Qur‘an. Keraguan terhadap anggapan bahwa penafsiran al-Qur‘an selalu netral dan bebas dari bias gender menjadi salah satu alasan penting dilakukan penelitian ini. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan akademik yaitu Bagaimana latar belakang historis dan teologis konsep female divinity menurut Emran El-Badawi? Bagaimana implikasi konsep female divinity menurut Emran El-Badawi berfungsi sebagai kritik terhadap tradisi patriarki dan bias gender? penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teori hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Hermeneutika yang diterapkan meliputi tiga tahapan: Pertama, Kesadaran sejarah efektif untuk menelusuri latar keilmuan El-Badawi. Kedua, Pra-Pemahaman yang dipetakan melalui unsur vorhabe, vorsicht, vorgriff yang diintegrasikan dengan bildung, sensus communis, judgment dan selera intelektual. Ketiga, peleburan cakwarala. Temuan Penelitian ini menunjukkan bahwa female divinity tidak hanya menghadirkan narasi sejarah alteratif, tetapi juga berfungsi sebagai kritik mendalam untuk mendekonstruksi dominasi maskulinitas dalam tradisi tafsir al-Qur‘an. Dengan demikian, gagasan Emran El-Badawi membuka ruang tafsir yang lebih inklusif, responsif dan adil gender. Konsep ini menjadi kontribusi penting dalam pembaruan diskursus tafsir al-Qur‘an kontemporer agar lebih peka terhadap keadilan simbolik antara unsur maskulin dan feminin dalam spiritualitas Islam. Penelitian ini menegaskan bahwa pendekatan hermeneutika Gadamer efektif untuk menyingkapi konstruksi pra-pemahaman yang membentuk horizon berpikir seorang mufassir. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan bagi kajian al-Qur‘an dan tafsir berikutnya, khususnya dalam menyoroti bias gender dan membuka ruang pembacaan al-Qur‘an yang lebih sensitif terhadap isu gender. %K Female Divinity; gender; Emran El-Badawi, An-Najm %D 2025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib73786