%A NIM.: 23205031013 Aufa Dzakiyyah Rahmi %O Dr. Siti Khodijah Nurul Aula, M.Ag. %T PEMIKIRAN KAREN ARMSTRONG TENTANG AYAT-AYAT KETUHANAN DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA HANS-GEORG GADAMER %X Islamofobia pasca 11 September 2001 telah menyempitkan wajah Islam sebagai agama ekstremisme dan Tuhan yang keras. Dalam konteks ini, pemikiran Karen Armstrong sangat relevan dan vokal karena ia menawarkan pembacaan historis dan simbolik terhadap konsep ketuhanan Islam. Konsep ketuhanan Islam merupakan isu utama yang menjadi perhatian Karen Armstrong dalam bukubukunya, khususnya A History of God The 4000 Year Quest of Judaism Christianity and Islam. Armstrong yang memiliki otoritas intelektual dan reputasinya dalam diskursus agama-agama abrahamik ini berusaha untuk mengembalikan narasi ketuhanan yang melampaui batas-batas teologis tradisional. Ia menyebutkan pemaknaan pada ayat-ayat ketuhanan dalam al- Qur’an harus dipahami secara historis, simbolis, dan empati bukan hanya pada legalistik atau dogmatis saja. Namun sebaliknya pendekatan yang kaku seperti itu hanya memperparah kesalahpahaman lintas agama dan memperkuat stereotip negatif terhadap Islam. Tesis ini mengkaji dua isu utama: pertama, pra-pemahaman historis Karen Armstrong terhadap ayat-ayat ketuhanan dalam perspektif hermeneutika Gadamer; kedua, pembacaan Karen Armstrong terhadap ayat-ayat ketuhanan perspektif hermeneutika Gadamer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Armstrong tentang ayat-ayat ketuhanan dalam al-Qur’an melalui pendekatan hermeneutika filosofis Hans-Georg Gadamer, yang menyoroti empat ayat tauhid utama: QS. al-Ikhlas [112]: 1–4, QS. an-Najm [53]: 19–26, QS. al- Baqarah [2]: 115, dan QS. al-Baqarah [2]: 164. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis hermeneutik sebagai kerangka utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Armstrong memaknai konsep ketuhanan Islam secara transenden dan non-antropomorfik, sebagai koreksi terhadap warisan teologis spekulatif dalam tradisi Yahudi-Kristen. Ia menolak gambaran Tuhan yang menyerupai manusia dan mengajukan pemahaman tauhid sebagai realitas ilahi yang tak terdefinisikan dan tak terikat oleh simbol atau ruang. QS. al-Ikhlas dipahami sebagai transenden, sementara QS. an-Najm sebagai kritik politeisme. QS. al-Baqarah [2]: 115 dan 164 ditafsirkan sebagai wacana spiritualitas kosmik dan universal. Melalui pendekatan fusi horizon, ditemukan bahwa perjumpaan antara horizon historis tafsir klasik dan horizon pemikiran Armstrong melahirkan perluasan makna tauhid, mulai dari yang bersifat teologis-doktrinal menuju kesadaran eksistensial yang universal dan kontemplatif. Meski tidak menggunakan metode tafsir Islam secara formal, pendekatan hermeneutik Karen Armstrong menawarkan pembacaan simbolik dan spiritual atas ayat-ayat ketuhanan yang relevan dengan kebutuhan pemaknaan yang lebih reflektif, inklusif, dan kontekstual di era modern. %K Karen Armstrong; Ayat-ayat Ketuhanan; Hermeneutika Gadamer. %D 2025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib73787