@phdthesis{digilib73972, month = {August}, title = {IMPLEMENTASI TEKNIK KONSELING BEHAVIOR BAGI REMAJA PELAKU KEKERASAN SEKSUAL DI BPRSR DIY}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21102020059 Rois Roudlotul Musoffa}, year = {2025}, note = {Anggi Jatmiko, M.A.}, keywords = {Konseling Behavior, Kekerasan Seksual Remaja, Rehabilitasi Sosial.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73972/}, abstract = {Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus kekerasan seksual yang melibatkan remaja, yang tidak hanya menimbulkan dampak bagi korban, tetapi juga memengaruhi kondisi psikologis dan sosial pelaku. Meningkatnya kasus kekerasan seksual yang melibatkan remaja menuntut penanganan yang tidak hanya bersifat hukum, tetapi juga rehabilitatif. Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) DIY menerapkan konseling behavior dengan teknik pengkondisian operant, shaping, dan modelling untuk membentuk perilaku positif pelaku kekerasan seksual remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan teknik konseling behavior bagi remaja pelaku kekerasan seksual di BPRSR DIY. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek tiga remaja pelaku kekerasan seksual, tiga pekerja sosial, satu psikolog, satu pramusosial, dan bapak kepala balai. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkondisian operant diterapkan melalui penguatan positif berupa pujian, pemberian kepercayaan, hadiah, serta kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan, sedangkan hukuman diberikan dalam bentuk konsekuensi edukatif. Teknik shaping dilaksanakan secara bertahap, dimulai dari perilaku sederhana hingga perilaku yang diharapkan, dengan pemberian penguatan pada setiap kemajuan. Teknik modelling dilakukan dengan menghadirkan teladan positif dari pekerja sosial, tokoh inspiratif, dan rekan sebaya yang berperilaku baik. Penerapan konseling behavior di BPRSR DIY efektif mendorong perubahan perilaku remaja secara terstruktur dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesadaran diri serta keterampilan sosial mereka. Efektivitas ini dipengaruhi oleh konsistensi pekerja sosial dalam menerapkan penguatan dan sanksi, kedekatan emosional antara petugas dan remaja, pemilihan figur teladan yang sesuai, serta struktur rutinitas balai. Meski demikian, terdapat tantangan seperti resistensi awal remaja, latar belakang keluarga yang kurang mendukung, dan durasi rehabilitasi yang terbatas. Dengan pendekatan yang konsisten, empatik, dan berkelanjutan, konseling behavior terbukti mampu membantu membentuk perilaku adaptif pada remaja pelaku kekerasan seksual. Kata Kunci: Konseling Behavior, Kekerasan Seksual Remaja, Rehabilitasi Sosial.} }