@phdthesis{digilib74032, month = {January}, title = {PERKAWINAN ADAT DALAM AGAMA HINDU DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN KABUPATEN KARANGASEM BALI}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 93521348 Zul Qifli}, year = {1999}, note = {Drs. H. Syamsuddin Abdullah - Digitalisasi}, keywords = {adat; upacara perkawinan; suku Bali-Aga}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74032/}, abstract = {Berlainan dengan desa lainnya di Bali yang menganut sistem kekeluargaan patrilineal. desa Tenganan Pegring?singan menganut sistem kekeluargaan parental, yaitu garis kekeluargaan diperhitungkan baik menurut garis bapak maupun menurut garis ibu. Di sini garis kekeluargaan dari pihak bapak mempunyai arti yang sama pentingnya dengan garis kekeluargaan dari pihak ibu. Anak laki dan anak perempuan mempunyai hak yang sama. Menganut sistem perkawinan yang endogami (endogami rlesa). Perkawinan hanyalah boleh dilaksanakan berdasarkan atas persetujuan kedua belah pihak. Perkawinan adalah syah, apabila sudah dilaksanakan upacara perkawinan. yaitu upacara mebea. Seorang suami hanya boleh mempunyai seorang isteri menganut asas monogami). Perceraian dilarang sama sekali dan barang ciiapa yang membangkang menuntut perceraian, dibuang dari desa. Sebagai akibat dari perkawinan si isteri tidak dilepaskan dari keluarganya, ieteri termasuk keluarga suami, suami termasuk keluarga isteri. dan kedudukan suami is?teri.. dalam perkawinan adalah sama. Dalam hubungan dengan desa, perkawinan mempunyai arti penting, yaitu masuknya keluarga yang baru menjadi krama atau anggota desa dan berhentinya orang tua mereka dari keanggotaan desa.} }