TY - THES N1 - Drs. H.A. Choliq Muchtar - Digitalisasi ID - digilib74063 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74063/ A1 - Wawan, NIM.: 93531482 Y1 - 1999/01/16/ N2 - Studi historis Umar Ibnu Al Khattab ini berupaya untuk mengetahuii sejauh mana kondisi obyektif orang yang menjadi tokoh kedua khulafa ar rasyidin yang dahulunya sangat kasar dan mempunyai permusuhan dengan Rasuluilah serta kaum muslimin. Penelitian ini lebih dikhususkan mengenai pandangan khalifah kedua ini terhadap hadis. Landasan penelitian berangkat dari argumentasi para ulama yang ternyata sangat kompleks dan beragam, terutama dilatar belakangi oleh sisi kepentingan, faham dan atau atuiran mereka masing-masing. Jenis penelitian ini adaJah studi pustaka sehingga pengumpulan datanya dilakukan dengan pelacakan literatur, dimana setelah data terkumpul, maka dilakukan penelaahan terhadap sumber yang mengandung fakta sejarah dan kemudian merangkum dan menafsirkan fakta-fakta itu menjadi suatu makna dan hasilnya adalah pembahasan utuh pada skripsi ini. Dalam kondisi masyarakat yang masih labil keimanannya serta baharunya Alquran, Umar berupaya memfokuskan perhatian umat terhadap Alquran dan menjaga keutuhan as Sunnah sebagai dua landasan utama kehidupau kaum muslimun. Ketika dipandang olehnya balnva tunat dalam kondisi demikian, iapun memerintahkan kepada sahabat lain untuk tidak memalingkan mereka dengan apapun selain Alquran. Namun tidak demikian sekiranya umat diinilainya telah teguh keislamannya. Selain memurnikan Alquran, Umar berupaya untuk memrnikan hadis, ia menekan peluang teijadinya kebohongan terhadap agama; terhadap dan atas nama Rasulullah, sehingga ia mengeluarkan kebijakan dengan pembatasan periwayatan serta penulisan hadis yang hanya dapat dipertanggungjawabkan dari Nabi. Dengan beberapa pembatasan Umar terhadap hadis pada zamannya, maka menimbulkan konsekuansi logis, dimana Umat Islam setelah masa Umar dan sebelum masa pembukan formal hadis tidak memiliki rujukan resmi yang menjadi patokan atau sebagai tolak ukur keakuratan hadis, yang padaa gilirannya timbul hadis da'if dan/atau maudu'. Namun andaikata proses pembukuan dan pengalaman hadis selanjutnya didasarkan atas perinsip yang sudah dirintis oleh Umar, tentu hadis da'if dan/atau hadis maudu' tidak perlu ditulis atau dibukukan sebagaimana kenyataan sekarang, yang akhirnya {dengan dibukukan hadis tersebut) menjadi legitimasi atas suatu ibadah, atau dijadikan hujjah bagi kitab-kitab keagamaan. Realitas seperti ini menjadi kesempatan bagi kelompok Inkar as Sunnah termasuk orientalis, untuk menunjukkan kepentingan mereka, terutama dengan melihat banyaknya hadis da'if dan maudu'. Sehingga pada gilirannya oleh mereka hadis yang benar-benar shahih-pun ikut diingkari atau tidak dipercayai. Sikap Umar yang tersebut dalam penelitian ini dapait dimengerti bagi kondisi masyarakat saat itu, dan dapat diarnbil suatu ilustrasi dan makna dalarn konteks kekinian sehingga memberikan kefahaman. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Umar Ibn Khattab; hadis daif; hadis maudu? M1 - skripsi TI - PANDANGAN UMAR IBNU AL KHATTAB TERHADAP HADIS NABI AV - restricted EP - 141 ER -