@mastersthesis{digilib74143, month = {August}, title = {STRATEGI IMPLEMENTASI TUJUH KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT BERBASIS MAQASHID SYARIAH DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH AL MUJAHIDIN GUNUNGKIDUL}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.. 23204091023 Abdul Razak}, year = {2025}, note = {Prof. Dr. H. Subiyantoro, M.Ag.}, keywords = {Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat; Maqashid Syariah; Pembentukan Karakter}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74143/}, abstract = {Program tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, diluncurkan Kemendikdasmen sebagai respons atas degradasi karakter generasi muda, menghadapi tantangan integrasi dengan nilai-nilai Islam di pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui strategi implementasi Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat berbasis Maqashid Syariah di Pondok Pesantren Muhammadiyah Al Mujahidin Gunung Kidul. (2) Untuk menganalisis konsep pembentukan karakter santri melalui tujuh kebiasaan anak indonesia hebat berbasis maqashid Syariah di pondok pesantren muhammadiyah al mujahidin Gunungkidul. (3) Untuk menjelaskan implikasi dari program pembentukan karakter santri melalui tujuh kebiasaan anak indonesia hebat berbasis maqashid Syariah di pondok pesantren muhammadiyah al mujahidin Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan pimpinan pesantren, guru, pembina asrama, serta wali santri, dan dokumentasi terhadap program kegiatan pesantren. Analisis data dilakukan secara interaktif dengan menggunakan analisis miles dan huberman tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data diperkuat dengan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Penelitian ini difokuskan pada praktik implementasi Program tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat yang terintegrasi dalam sistem manajemen pesantren dan kehidupan sehari-hari santri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi implementasi dilakukan melalui model manajemen terpadu berbasis partisipasi, dengan langkah kunci berupa sosialisasi menyeluruh, penyusunan kurikulum, serta integrasi kegiatan harian menerapkan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat dengan prinsip Maqashid Syariah di pesantren yang selaras dengan nilai-nilai syariat Islam. Konsep pembentukan karakter dibangun melalui keteladanan guru, komunikasi emosional, dan kebiasaan terstruktur yang mendukung pengembangan spiritual, sosial, dan emosional santri. Program ini berdampak signifikan terhadap pembentukan karakter santri secara multidimensi, antara lain meningkatnya kedewasaan emosional, kedisiplinan ibadah, kebiasaan hidup sehat, dan sikap hormat terhadap orang tua yang terus terbawa setelah santri menyelesaikan pendidikan di pesantren.} }