%0 Thesis %9 Masters %A Alam Khaerul Hidayat, NIM.: 23205011010 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2025 %F digilib:74347 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Zikir, Etos Kerja, al-Ṭarīqah al-Muḥammadiyyah al-Sanūsiyyah al- Idrīsiyyah, Max Weber %P 186 %T DARI KESALEHAN ZIKIR KE ETOS KERJA (STUDI AL-ṬARIQAH AL-MUHAMMADIYYAH AL-SANUSIYYAH AL-IDRISIYYAH DI KOTA MAKASSAR) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74347/ %X Sejak awal berdirinya, tarekat bertujuan membimbing para jemaah dalam melakukan tazkiyat al-nafs (penyucian jiwa) dan pembentukan akhlak, yang dikemas melalui praktik serta pengajaran zikir. Selain memberikan manfaat dalam ranah ʿubūdiyyah (penghambaan kepada Allah), tarekat juga membawa dampak positif dalam aspek ʿamalīyah (praktik kehidupan sehari-hari), salah satunya adalah pembentukan etos kerja. Penelitian ini hendak mengkaji zikir sebagai pembentuk etos kerja jemaah al-Ṭarīqah al-Muḥammadiyyah al-Sanūsiyyah al-Idrīsiyyah di Kota Makassar dengan latar belakang berupa fenomena modernitas, yang kerap memicu gaya hidup materialistik dan individualistik, serta tantangan dalam menjaga etika kerja yang berintegritas. Dalam konteks ini, tarekat sebagai praktik tasawuf menawarkan solusi alternatif melalui ajaran zikir yang tidak hanya bersifat ritualistik, tetapi juga implementatif dalam aktivitas sosial dan ekonomi. Penelitian ini merupakan studi lapangan dengan menggunakan metode kualitatif yang pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang dicari dalam penelitian ini adalah data-data yang menjelaskan mengenai al-Ṭarīqah al-Muḥammadiyyah al-Sanūsiyyah al-Idrīsiyyah di Kota Makassar dan kegiatan ekonomi serta bagaimana zikir dalam tarekat tersebut dapat membentuk etos kerja jemaahnya. Dalam menganalisis data yang sudah dikumpulkan, teori yang digunakan adalah The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism dari Max Weber, dan teori habitus Pierre Bourdieu yang dianalisis secara interdisipliner dengan konsep sufisme Islam dengan menekankan konsep: calling, doctrine of predestination, worldly asceticism serta wujud dari gaya hidup yang lahir dari hasil Internalitas spirit keagamaan. Secara keseluruhan dianalisis dalam konteks spiritualitas Islam, di mana zikir menjadi kekuatan moral, motivasi kerja produktif, dan kedekatan dengan Tuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zikir dalam tarekat bukan sekadar pengulangan lafaz suci, Melainkan daya transendental yang mewujudkan kesalehan sebagai etos kerja, sekaligus menjembatani dimensi spiritual dan realitas sosial dalam harmoni yang produktif dan bermakna. Ajaran dan praktik zikir dalam al- Ṭarīqah al-Muḥammadiyyah sebagai latihan kesadaran ilahiah (murāqabah) yang harus meresap dalam tindakan sehari-hari. Sedangkan dalam praktiknya, zikir diamalkan secara konsisten oleh jemaah baik secara individu maupun kolektif melalui lafaz-lafaz yang diajarkan oleh mursyid tarekat, namun dampaknya bersifat implementatif dengan aktivitas sosial. Zikir menjadi penggerak moral yang mendorong para jemaah untuk aktif dalam kegiatan ekonomi dan filantropi, seperti usaha kontraktor, toko, biro umrah, serta pengelolaan wakaf produktif. Dengan demikian, zikir berfungsi sebagai instrumen transformatif yang menghubungkan nilai spiritual dengan etos kerja produktif dalam menghadapi tantangan ekonomi modern. Kata Kunci: Zikir, Etos Kerja, al-Ṭarīqah al-Muḥammadiyyah al-Sanūsiyyah al- Idrīsiyyah, Max Weber %Z Dr. Waryani Fajar Riyanto, S.H.I., M. Ag.