relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74358/ title: REINTERPRETASI KONSEP AL-UMMI DALAM QS.AL-A’RAF [7]: 157-158 (PERSPEKTIF MA’NA-CUM-MAGHZĀ) creator: Hanif Jamaluddin, NIM.: 21205032032 subject: Ilmu Alqur’an dan Tafsir description: QS. Al-A‘rāf [7]: 157–158 seringkali dikaji dengan tema literasi Nabi Muhammad Saw, khususnya tentang pemaknaan al-Ummi sebagai Nabi buta huruf yang menjadi bukti dari kemurnian al-Qur’an. Apabila ditinjau dari keseluruhan isi, latar konteks dan himpunan ayat terkait, QS. Al-A‘rāf [7]: 157–158 mengandung wahyu yang sangat kompleks dan terurai dalam beberapa term, meliputi prinsip akidah, interaksi sosial dan toleransi syari’at dari Nabi sebelumnya. Tafsir terhadap QS. Al-A‘rāf [7]: 157–158 menunjukkan adanya beragam perbedaan pandangan di kalangan mufassir. perbedaan penafsiran dipengaruhi oleh latar belakang sosio-historis dan konteks zaman yang membentuk paradigma masing-masing mufasir. Diperlukan penelusuran lebih lanjut terhadap makna historis, signifikansi historis, signifikansi dinamis kontemporer yang terkandung dalam QS. Al-A‘rāf [7]: 157–158 sehingga dapat menghasilkan makna yang komprehensif dan relevan dengan era sekarang. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan fokus pada studi kepustakaan, mengumpulkan data dari berbagai sumber relevan. Dalam menganalisis al-Qur’an, pendekatan ma’na cum maghza dipilih sebagai kerangka teori yang sesuai dalam wacana tafsir kontemporer. Pendekatan ini relevan karena menawarkan sistem kerja terorganisir dan komprehensif untuk menggali pesan utama ayat, sekaligus mengintegrasikan instrumen keilmuan klasik dengan disiplin ilmu modern. Penelitian ini menyimpulkan bahwa istilah al-ummī sebagai “nabi buta huruf” bersifat teologis untuk menegaskan otentisitas al-Qur’an sebagai wahyu ilahi, bukan karya manusia. Namun, bukti sejarah dan riwayat menunjukkan bahwa selama 23 tahun kenabian, interaksi intens Nabi Muhammad dengan wahyu dan proses pencatatan al-Qur’an memungkinkan adanya pemahaman terhadap tulisan, baik secara pasif maupun terbatas secara aktif. Adapun signifikansi historis (al-maghza at-tarikhi) QS. Al-A‘rāf [7]: 157–158 konteksnya berbicara terhadap risalah Nabi Muhammad, yakni: pertama, Kemampuan literasi Nabi tidak mempengaruhi otentisitas dan kemurnian AlQur'an sebagai wahyu Ilahi. Kedua, Implementasi Nilai-nilai Kemanusiaan berdasarkan risalah Nabi Muhammad Sebagai Manifestasi Keimanan Berkualitas. Ketiga, pemberian apresiasi oleh Allah kepada Yahudi dan Nasrani yang masuk Islam sebagai insentif spiritual untuk transisi iman, yang membentuk karakter inklusif dan bertanggung jawab secara moral. Sedangkan signifikansi dinamis kontemporer (al-maghza al-mutaharrik al-mu’assir) diantaranya: pertama, Penetapan al-Qur’an sebagai wahyu ilahi yang otentik memerlukan kajian historis dan analisis kritis atas isi dan kandungannya, bukan sekadar asumsi. Kedua, Kualitas interaksi sosial seseorang dapat menjadi indikator tingkat spiritualitas. Ketiga, pentingnya pemberian apresiasi terhadap orang yang menerima kebenaran. Kata Kunci: al-Ummi, QS. Al-A‘rāf [7]: 157–158, ma’na cum maghza, date: 2025-06-05 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74358/1/21205032032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74358/2/21205032032_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: Hanif Jamaluddin, NIM.: 21205032032 (2025) REINTERPRETASI KONSEP AL-UMMI DALAM QS.AL-A’RAF [7]: 157-158 (PERSPEKTIF MA’NA-CUM-MAGHZĀ). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.