TY - THES N1 - Dr. Waryani Fajar Riyanto, S.H.I., M.Ag, ID - digilib74359 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74359/ A1 - Syarifuddin, NIM.: 21205011006 Y1 - 2025/08/20/ N2 - Dalam penelitian ini membahas konsep ketuhanan dalam perspektif teoantroposentrisme melalui studi komparatif atas pemikiran Ibn ?Arab? dan Muhammad Iqb?l. Latar belakang penelitian ini adalah berangkat dari problem paradigma teosentris-logosentris yang sering memposisikan ketuhanan secara absolut-transenden sehingga mengabaikan peran manusia sebagai subjek yang berelasi aktif dengan-Nya. Konsekuensinya, wacana ketuhanan cenderung tidak tersentuh, tidak berkelanjutan, dan menjadi tabu. Paradigma teoantroposentrisme ditawarkan dalam pemikiran Ibn ?Arab? dan Iqb?l sebagai pendekatan alternatif yang menyeimbangkan transendensi dan imanensi, sekaligus memulihkan posisi manusia sebagai mitra kosmik dalam manifestasi sifat-sifat Ilahi. Dalam penelitian ini, hendak bertujuan: Pertama, mengungkap konstruksi pemikiran ketuhanan Ibn ?Arab? dan Iqb?l. Kedua, menganalisis alasan keduanya menawarkan gagasan teoantroposentris dalam pembahasan ketuhanan. Ketiga, mengidentifikasi implikasi paradigma teoantroposentris terhadap diskursus ketuhanan kontemporer. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset pustaka (library research) dengan pendekatan analisis komparatif-hermeneutis. Adapun data primer yang digunakan adalah karya Ibn ?Arab? yaitu al-Fut???t al-Makkiyyah dan Fu??? al-?ikam, sedangkan di Iqb?l yaitu The Reconstruction of Religious Thought in Islam, Asrar-i-Khudi, A Message from The East, dan The Development of Metaphysic in Persia: A Contribution to The History of Muslim Philosophy. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ibn ?Arab? dan Iqb?l, selain bertolak pada Tuhan itu sendiri, keduanya sama-sama juga menempatkan manusia sebagai pusat dialektika ketuhanan. Ibn ?Arab? menekankan tanz?h dan tasyb?h sebagai kerangka memahami ketuhanan, dengan al-Ins?n al-K?mil sebagai puncak manifestasi Ilahi. Sedangkan Iqb?l, menekankan konsep ego (khudi) sebagai sarana pengenalan Ego Mutlak tanpa meniadakan ego terbatas, sehingga sampai pada posisi al-Ins?n al-K?mil. Perbedaan mendasar terletak pada kecenderungan Ibn ?Arab? yang lebih mistik-sufism, dan menekankan kesadaran bahwa segala yang ada hanyalah refleksi dari wujud Tuhan. Sedangkan Iqb?l lebih eksistensial-progresif dengan menolak diterminisme yang menghapus ego manusia. Selain itu penelitian ini juga menyimpulkan bahwa teoantroposentrisme keduanya menawarkan model konseptual baru bagi studi ketuhanan yang relevan untuk merespons tantangan pemikiran Islam kontemporer. Terbukti melalui pendekatan yang dilakukan keduanya, gagasan-gagasan yang berusaha membuktikan ketuhanan pada wilayah eksistensial, seperti penciptaan, bisa didialogkan dengan ilmu pengetahuan modern. Sehingga pemikiran keduanya memantik kembali pembahasan ketuhanan yang progresif. Kata Kunci: Ibn ?Arab?, Muhammad Iqb?l, Teoantroposentrisme. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Ibn ?Arab? KW - Muhammad Iqb?l KW - Teoantroposentrisme M1 - masters TI - TEOANTROPOSENTRIS DALAM PEMIKIRAN IBN ?ARABI (w. 638/1240) DAN MUHAMMAD IQBAL (w. 1357/1938): STUDI KOMPARASI AV - restricted EP - 145 ER -