%A NIM.: 21105030018 Nurbaeti %O Fitriana Firdausi, S.Th.I., M.Hum %T DIALEKTIKA PENGHARAMAN KHAMR (TELAAH TERHADAP AYAT AYAT KHAMR DALAM TAFSIR AN-NUUR KARYA TENGKU MUHAMMAD HASBI ASHIDDIEQY) %X Penyalahgunaan khamr di masa kini telah mengalami perubahan dalam bentuk dan penyebutannya, namun tetap menimbulkan dampak besar terhadap kehidupan spiritual, sosial, dan moral masyarakat. Walaupun larangan khamr secara hukum telah diketahui secara luas, banyak yang belum memahami bahwa pengharamannya dalam Al-Qur’an dilakukan secara bertahap. Pendekatan bertahap ini merupakan metode penetapan syariat yang memperhatikan kondisi sosialbudaya, bersifat edukatif, dan mempersiapkan masyarakat secara perlahan untuk menerima hukum, sehingga hikmah sosial dan nilai-nilai pendidikan di baliknya tidak dapat diabaikan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penafsiran ayat-ayat khamr dalam tafsir An-Nuur karya Hasbi Ashiddieqy serta mengkaji relevansi penafsirannya terhadap problematika khamr masa kini. Tafsir An-Nuur dipilih sebagai objek material karena pendekatan penafsirannya yang rasional dan kontekstual menjadikannya relevan dalam menjawab tantangan modern. Hasbi Ashiddieqy merupakan salah satu perintis tafsir di Indonesia yang tidak hanya menerapkan metode tahlili tetapi juga mengintegrasikan realitas sosial ke dalam kerangka penafsirannya sehingga menghasilkan tafsir yang bersifat aplikatif dan mudah dipahami dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis data kepustakaan (library research). Data primer diperoleh dari Tafsir An-Nuur, sedangkan data sekunder berasal dari berbagai literatur pendukung seperti buku, jurnal ilmiah, dan artikel terkait. Analisis dilakukan secara deskriptif-kritis dengan menekankan pada aspek historis, sosial, dan metode tafsir. Penafsiran Hasbi menekankan bahwa pengharaman khamr merupakan bagian dari upaya menjaga akal dan moral manusia sejalan dengan prinsip maqāṣid al-syarī‘ah. Temuan baru dalam penelitian ini adalah bahwa Hasbi tidak memahami ayat-ayat khamr sebagai ayat yang saling menghapus melainkan melihatnya sebagai satu rangkaian yang saling melengkapi. Ia menegaskan tiga tahapan utama pengharaman dalam QS. al-Baqarah [2]:219, QS. an-Nisā’ [4]:43, dan QS. al- Mā’idah [5]:90–91, sementara QS. an-Naḥl [16]:67 diposisikan sebagai pengantar awal bukan bagian dari larangan. Posisi ini menunjukkan pembacaan yang berbeda dari sebagian mufassir klasik. Penafsirannya memberikan kontribusi dalam mengkontekstualisasikan larangan khamr terhadap bentuk-bentuk modern seperti narkoba, minuman berlabel 0% alkohol menyerupai bir atau sejenisnya, serta zat adiktif lainnya yang memiliki efek memabukkan dan banyak menimbulkan mudharat. Kata Kunci: Khamr, Tafsir An-Nuur, Hasbi Ashiddieqy %K Khamr, Tafsir An-Nuur, Hasbi Ashiddieqy %D 2025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib74400