%0 Thesis %9 Skripsi %A Pramudito Tunggal Moeliono, NIM.: 21107020033 %B FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA %D 2025 %F digilib:74453 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Gerakan Sosial Petani, Sejarah Resistensi, Kritik Metanarasi %P 219 %T STUDI SOSIO-HISTORIS: KONTINUITAS SEJARAH PERLAWANAN PETANI KLATEN DARI ERA KOLONIAL HINGGA MODERN %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74453/ %X Penelitian ini mengkaji kontinuitas sejarah perlawanan petani Klaten dari era kolonial hingga modern melalui pendekatan sosio-historis. Latar belakang penelitian berpijak pada posisi petani sebagai kelas sosial yang rentan terhadap eksploitasi struktural sejak masa tanam paksa, liberalisasi agraria kolonial, implementasi Landrefrom, hegemoni Orde Baru, hingga konflik agraria kontemporer. Melalui kerangka teori kritik terhadap metanarasi oleh Jean-Francois Lyotard, penelitian ini menelaah bagaimana petani Klaten konsisten mereproduksi narasi lokal sebagai bentuk resistensi terhadap narasi besar negara, kapitalisme, dan aktor-aktor dominan. Penelitian ini berupaya mengisi kekosongan literatur mengenai kontinuitas resistensi petani Klaten yang berlangsung lintas tiga abad sejarah Indonesia Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perlawanan petani Klaten berubah mengikuti konteks sosial, politik, dan ekonomi setiap era, namun tetap memiliki pola ideologis yang konsisten. Para era kolonial, resistensi dimanifestasikan melalui pembanditan dan tindakan-tindakan kekerasan melawan ketimpangan akibat liberalisasi pertanian 1870. Intervensi politik oleh Belanda terhadap Kasunanan Surakarta menciptakan situasi di mana terjadi perubahan sistem pertanian tradisional menjadi industri. Sistem sewa dan dinamikanya menurunkan kualitas hidup petani secara signifikan sehingga aksi-aksi pembanditan dilakukan sebagai simbol perlawanan terhadap struktur. Pada era Orde Lama, perlawanan mengambil bentuk gerakan politik yang lebih terstruktur melalui aksi sepihak, terutama oleh petani yang berafiliasi dengan BTI dan PKI dalam konteks Landreform 1960-1965. Sabotase dalam pengimplementasian UUPA 1960 menimbulkan respon oleh petani yang berafiliasi dengan BTI-PKI yang dikenal sebagai aksi sepihak. Pasca reformasi, resistensi petani Klaten mengalami transformasi menjadi gerakan lingkungan dan advokasi agraria, ditandai dengan perlawanan terhadap pertambangan dan kampanye pertanian organik yang dilakukan oleh kelompok tani "Maju Karep" dan petani Desa Beteng, Jatinom, Klaten. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kontinuitas resistensi petani Klaten merupakan bentuk kritik langsung terhadap metanarasi negara dan kapitalisme yang berubah bentuk dari waktu ke waktu. Sumbangan penelitian ini meliputi: (1) penggabungan narasi tiga abad resistensi petani dalam satu analisis sosio-historis; (2) integrasi teori posmodern Lyotard dalam kajian agraria; (3) penyajian relasi disiplin sejarah, hukum, ekologi, kartografi, dan filsafat sosial dalam kajian sosiologi. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada absennya data primer untuk era-era awal, serta terbatasnya akses terhadap arsip tertentu. Oleh karena itu, studi lanjutan disarankan untuk memperluas kajian dengan pendekatan sejarah lisan, serta eksplorasi lebih mendalam mengenai relasi kuasa kontemporer dalam konflik agraria dan ekologi di Klaten. %Z Dr. Muryanti, S.Sos., M.A.