@mastersthesis{digilib74541, month = {October}, title = {RADIKALISME SAYYID QUTB DALAM TAFSIR FI ZILAL AL-QURAN PERSPEKTIF TAFSIR SEBAGAI GENRE}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 23205031075 Moh. Muhyan Nafis}, year = {2025}, note = {Prof. Dr. Muhammad, M.Ag.}, keywords = {Sayyid Qu{\d t}b, Fi {\d Z}ilal Al-Qur?an, J{\=a}hiliyyah, {\d H}{\=a}kimiyyah, Jihad, Tafsir Sebagai Genre, Radikalisme}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74541/}, abstract = {Al-Qur?an adalah petunjuk hidup (hudan li al-n{\=a}s) yang membawa rahmat, namun dalam sejarah penafsiran, ia sering ditafsirkan berbeda sesuai horizon mufasir. Ada tafsir yang justru menampilkan wajah agama keras, terutama dalam konteks sosial-politik yang tegang. Salah satunya adalah F{\=i} {\d Z}il{\=a}l al-Qur?{\=a}n karya Sayyid Qu{\d t}b, yang kerap dipandang bukan hanya tafsir, tetapi juga manifesto ideologis untuk perubahan sosial-politik Islam. Qu{\d t}b melihat dunia modern sebagai j{\=a}hiliyyah baru, ketika hukum Allah diganti dengan hukum manusia. Solusinya adalah konsep {\d h}{\=a}kimiyyah, yakni kedaulatan Allah atas seluruh aspek kehidupan. Dari sini, jihad dipahami bukan sekadar spiritual, melainkan juga perjuangan sosial-politik melawan rezim j{\=a}hiliyyah. Pemikiran ini menimbulkan kontroversi. Banyak peneliti menghubungkannya dengan radikalisme Islam, bahkan Y{\=u}suf al-Qara{\d d}{\=a}w{\=i} menyebut Qu{\d t}b sebagai tokoh yang paling bertanggung jawab atas lahirnya gagasan radikal. Namun, tafsir selalu lahir dari konteks; ia dipengaruhi kondisi historis, pengalaman pribadi, dan situasi sosial-politik. Karena itu, penelitian ini menempatkan F{\=i} {\d Z}il{\=a}l al-Qur?{\=a}n dalam kerangka tafsir Mesir modern dengan pendekatan tafsir sebagai genre dan teori relasi sirkular kuasa, wacana, dan kebenaran Michel Foucault. Rumusan masalah yang diajukan adalah: (1) mengapa Sayyid Qu{\d t}b diduga sebagai sumber radikalisme; (2) bagaimana pendekatan tafsir sebagai genre menjelaskan posisi F{\=i} {\d Z}il{\=a}l al-Qur?{\=a}n dalam konteks radikalisme; dan (3) bagaimana konstruksi wacana sumber radikalisme terhadap F{\=i} {\d Z}il{\=a}l al-Qur?{\=a}n. Metode penelitian menggunakan pendekatan tafsir sebagai genre, teori radikalisasi, dan teori relasi sirkular kuasa, wacana, dan kebenaran. Penelitian ini menelaah interaksi antara teks, konteks sosial-politik Mesir modern, serta jaringan kuasa yang membentuk resepsi atas tafsir Qu{\d t}b. Hasil penelitian menunjukkan tiga hal utama. Pertama, Qu{\d t}b dipandang sebagai sumber radikalisme karena tafsirnya digunakan oleh kelompok-kelompok radikal generasi setelahnya yang memahami tafsirnya secara eksklusif. Kedua, F{\=i} {\d Z}il{\=a}l al-Qur?{\=a}n dibatasi oleh tiga genre besar: (a) tafsir anti-kolonialisme, yang menjadikannya instrumen ideologis melawan Barat; (b) tafsir tradisional, yang tetap memberi warna metodologis melalui riwayat dan warisan tafsir tradisional; dan (c) tafsir monovalensi, yang menutup ruang polivalensi interpretasi. Ketiga, dalam kerangka teori relasi kuasa, radikalisme tafsir Qu{\d t}b tidak lahir murni dari teks, melainkan dari interaksi dinamis antara teks, konteks sosial-politik, dan relasi kuasa. Karena itu, radikalisme Qu{\d t}b lebih tepat dipahami sebagai konstruksi sosial yang lahir dari dialektika antara teks, konteks, dan kuasa, dengan resepsi yang beragam: dari inspirasi spiritual hingga legitimasi aksi kekerasan.} }