@phdthesis{digilib74611, month = {August}, title = {DAMPAK PRAKTIK BUDAYA PATRIARKI PADA KELUARGA PETANI DI DUSUN TELUK, KECAMATAN GANTIWARNO, KABUPATEN KLATEN}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21107020049 Putri Iqlima}, year = {2025}, note = {Dr. Napsiah, S.Sos., M.Si}, keywords = {Budaya patriarki, petani, gender, pedesaan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74611/}, abstract = {Penelitian ini mengkaji tentang dampak praktik budaya patriarki pada keluarga petani di Dusun Teluk, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten. Budaya yang mengakar kuat dalam masyarakat desa yang menyebabkan perempuan petani harus mengalami ketimpangan gender dan aksesnya dalam hal ekonomi, sosial serta budaya. Perempuan mengalami kerentanan terhadap kekerasan baik di dalam arena keluarga maupun pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik budaya patriarki pada keluarga petani, untuk mengtahui faktor penyebab praktik budaya patriarki pada keluarga petani dan untuk mengetahui dampak yang dihasilkan dari adanya praktik budaya patriarki di Dusun Teluk, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan didaerah pedesaan yang mengalami praktik budaya patriarki pada keluarga petani. Data diperoleh melalui wawancara dengan 6 informan yaitu 3 perempuan dan 3 laki-laki yang mengalami budaya patriarki. Penelitian ini menggunakan teori habitus oleh Pierre Bourdieu sebagai bahan analisis bagaimana kebiasaan, nilai dan norma sosial mereproduksi kesenjangan gender secara sistematis. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kebiasaan masyarakat Dusun Teluk terbentuk melalui pola pikir dan perilaku yang menganggap bahwa kesenjangan gender itu adalah suatu hal yang normal. Ranah keluarga laki-laki yang dijadikan pemimpin dan sebagai pengambil keputusan, sedangkan perempuan berkewajiban untuk mengurus urusan domesik. Sementara di ranah pertanian, laki-laki sebagai kaum yang berkuasa atas lahan dan hasil tani, sementara perempuan hanya dijadikan sebagai tenaga tambahan saja. Kesenjangan terhadap akses ekonomi, sosial, budaya dan simbolik tentunya semakin memperkuat dominasi laki-laki dan menurunkan posisi perempuan. Kata Kunci: Budaya patriarki, petani, gender, pedesaan} }