eprintid: 7651 rev_number: 29 eprint_status: archive userid: 71 dir: disk0/00/00/76/51 datestamp: 2013-05-10 14:02:45 lastmod: 2018-07-27 08:19:32 status_changed: 2013-05-10 14:02:45 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: AISYAH NIHAYATUN NU’AMA’, NIM. 09530057 title: TAQIYYAH PERSPEKTIF MUHAMMAD HUSAIN AL-TABATABA’I DALAM AL-MIZAN FI TAFSIR AL-QUR’AN ispublished: pub subjects: T divisions: jur_tha full_text_status: restricted abstract: Taqiyyah merupakan salah satu doktrin suci Syi’ah yang menjadi issue sentral yang tak bisa dipisahkan dari Syi’ah itu sendiri, sebab doktrin ini lebih melekat pada sekte tersebut, tidak pada yang lain. Ditinjau dari perspektif Syi’ah, taqiyyah diartikan sebagai penyembunyian keyakinan pada saat keselamatan diri, harta, dan kehormatannya terancam bahaya di hadapan lawan. Doktrin ini memiliki preseden rujukan dalam Islam. Pada masa Nabi, taqiyyah digunakan ketika menghadapi orang-orang kafir, sehingga al-Qur’an pun menurunkan ayat yang berkenaan dengan itu. Penulis akan mengkaji pemikiran Tabataba’i yang notabene ulama berpaham Syi’ah terkait konsep taqiyyah tersebut dalam salah satu karyanya yang monumental tafsir al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an. Kekhusususan yang dimiliki Tabataba’i dalam menafsirkan taqiyyah ini adalah status kesyi’ahannya yang tidak bisa terlepas darinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yakni mengumpulkan data yang ada, baik primer maupun sekunder, dalam hal ini kitab tafsir al-Mizan, buku-buku karya Tabataba’i dan beberapa buku, jurnal ataupun artikel yang berkaitan, kemudian mengadakan analisa yang interpretatif dengan cara menyelami sehingga dapat mengungkap arti dan nuansa yang dimaksud oleh seorang tokoh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa hasil sebagai berikut; yaitu penafsiran Tabataba’i mengenai taqiyyah dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni pertama, taqiyyah yang berkaitan dengan larangan tawalli terhadap orang kafir, taqiyyah ini dilakukan dalam konteks memperlihatkan perwalian terhadap orang kafir atau orang-orang yang menyimpang dari kebenaran secara zahir saja namun hatinya tidak mengakui perwalian tersebut. karena kawatir akan keselamatan dirinya. Kedua, taqiyyah berkaitan dengan upaya penyelamatan diri dari paksaan atau siksaan dari pihak lawan sebagai penindas, di mana siksaan dan paksaan itu sama sekali tidak dapat dihindari. Ketiga, taqiyyah sebagai straregi untuk menyelamatkan diri dan rekan-rekan sekeyakinan untuk memperjuangkan tujuan-tujuan keagamaan pada masa-masa lemah atau tidak siap melakukan propaganda terang-terangan. Dalam menafsirkan ayat-ayat mengenai taqiyyah ini, Tabataba’i banyak mengambil rujukan dari beberapa kitab penting Syi’ah dan riwayat-riwayat yang sesuai dengan konsepsi hadis menurut Syi’ah, yakni hadis dari Rasul, Ahlu bait dan Imam-imam Syi’ah. Dari metode penafsirannya tersebut, Tabataba’i terlihat begitu terpengaruh oleh ideologi kesyi’ahannya. date: 2013-01-31 date_type: published institution: UIN SUNAN KALIJAGA department: FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi citation: AISYAH NIHAYATUN NU’AMA’, NIM. 09530057 (2013) TAQIYYAH PERSPEKTIF MUHAMMAD HUSAIN AL-TABATABA’I DALAM AL-MIZAN FI TAFSIR AL-QUR’AN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7651/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7651/2/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf