TY - THES ID - digilib7662 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7662/ A1 - FAIQOH, NIM. 09532022 Y1 - 2013/01/21/ N2 - Ayat-ayat tentang perempuan telah banyak ditafsirkan oleh berbagai kalangan guna mengatasi problem kesetaraan gender yang ada di Indonesia. Akan tetapi, penafsiran-penafsiran tersebut lebih banyak ditujukan untuk masyarakat Indonesia secara umum, padahal Indonesia terdiri dari banyak suku yang memiliki karakteristik masyarakat yang berbeda-beda, termasuk masyarakat Jawa. Pembahasan mengenai masalah gender di Jawa hendaknya disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya. Dalam peneliatian yang berjudul ?Penafsiran Bisri Mustofa terhadap Ayat-Ayat tentang Perempuan dalam Kitab AL-Ibriz dikaji bagaimana upaya seorang mufasir Jawa dalam menafsirkan ayat-ayat tentang perempuan, sehingga kitab tafsirnya bisa mudah diterima oleh masyarakat Jawa yang terkenal sangat kental dengan budaya patriarkhinya. Bisri Mustofa adalah seorang ulama salafiyah Jawa yang terkenal dengan kemoderatannya. Pemikirannya-pemikirannya bisa dibilang kontekstual dengan zamannya. Ia berusaha mengedepankan kemaslahatan dan kebaikan umat Islam yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi zaman serta masyarakatnya. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif-interpretative, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penafsiran yang diberikan oleh Bisri terhadap ayat-ayat tentang perempuan serta relevansinya terhadap kondisi perempuan Jawa pada saat itu. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan biografi, kitab, kondisi perempuan Jawa, serta penafsiran Bisri Mustofa secara objektif. Selanjutnya, penjelasan deskriptif tersebut diinterpretasikan untuk memahami lebih jauh pemikiran serta penafsiran dari Bisri Mustofa terhadap ayat-ayat tentang perempuan yang kemudian dianalisis guna menemukan relevansinya dengan kondisi masyarakat Jawa pada waktu itu. Ayat-ayat yang digunakan adalah ayat-ayat yang terkait dengan enam tema tentang perempuan, yaitu: penciptaaan perempuan, poligami, waris, kepemimpinan dalam rumah tangga, saksi perempuan, dan larangan perempuan keluar rumah. Dengan menggunakan metode tersebut diperoleh dua kesimpulan: Pertama, hanya sedikit penafsiran Bisri terhadap ayat-ayat tentang perempuan yang agak berbeda dengan penafsiran ulama-ulama klasik, yaitu pada penafsirannya tentang penciptaan perempuan pertama kali adalah dari Adam, ia tidak menjelaskan bagian tubuh manakah dari Adam yang merupakan asal mula kejadiannya. Selain itu adalah penafsirannya tentang bagian warisan perempuan yang menurutnya adalah ½ bagian laki-laki. Namun, di luar penafsirannya dalam kitab al-IbriQUR?ANz, ia memberikan alternatif pembagian warisan dengan cara suka rela. Kesimpulan kedua, dengan kondisi masyarakat Jawa pada waktu itu yang masih sangat kuat sistem patriarkhinya, maka penafsiran Bisri bisa dikatakan relevan. Dengan melakukan sebuah rekayasa budaya, ia ingin memberikan pemahaman terhadap ayat-ayat tentang perempuan tanpa harus meniadakan sama sekali pandangan-pandangan yang telah mengakar kuat dalam suatu masyarakat. PB - UIN SUNAN KALIJAGA M1 - skripsi TI - PENAFSIRAN BISRI MUSTOFA TERHADAP AYAT-AYAT TENTANG PEREMPUAN DALAM KITAB AL-IBRIZ AV - restricted ER -