%0 Thesis %9 Skripsi %A MAHADI SIPAHUTAR, NIM. 08530004 %B FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2013 %F digilib:7667 %I UIN SUNAN KALIJAGA %T KONSEP SABAR DALAM AL-QUR’AN (PENDEKATAN SEMANTIK) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7667/ %X Kata sabar sering digunakan dalam keseharian. Kata ini juga terdapat di dalam al-Qur’an sebanyak 103 kali dalam 45 surah dan mencakup 90 ayat. Disetiap ayat yang terdapat diberbagai surah ini pasti mempunyai beberapa makna yang berbeda. Adanya perbedaan makna dalam kata sabar dalam al-Qur’an menginspirasi penulis untuk menggaji lebih jauh dan lebih dalam lagi seputar makna kata sabar dalam al-Qur’an. Oleh karena itu penelitian terhadap kata sabar dengan menggunakan semantik sebagai alat akan mengungkapkan beberapa makna kata sabar di dalam al-Qur’an. Sebagaimana dikatakan pakar dalam bidang semantik Toshihiko Izutsu “ semantik merupakan ilmu yang berhubungan dengan fenomena makna dalam pengertian yang lebih luas dari kata, sehingga apa saja yang mungkin memiliki makna merupakan objek semantik. Sekian banyak kata sabar di dalam al-Qur’an penulis mencoba untuk meneliti makna kata sabar dengan berbagai derivasinya. Dengan meneliti berbagai derivasinya akan membantu para pengkaji al-Qur’an dan para peneliti lainnya untuk lebih sadar bahwa makna sabar itu sendiri bukan hanya menahan atau tabah hati. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan ayat-ayat yang membahas tentang kata sabar dengan berbagai derivasinya. Sehingga dengan mengumpulkan ayat-ayat sabar akan memudahkan dalam mencari makna sabar itu sendiri. Penafsiran para ulama juga tidak lepas dalam menentukan makna kata sabar yang terkandung dalam suatu ayat dan tidak lepas juga kitab-kitab, kamus-kamus yang membahas tentang kata sabar ini. Selain itu juga, penulis mencoba untuk memadukan teori semantik tentang makna yang ditulis oleh J.D.Parera dalam buku teori semantik edisi kedua. Pertama, teori referensial: teori ini menekankan hubungan lansung antara reference dengan referent yang ada di alam nyata. Kedua, teori mentalisme; penghubungan bentuk bahasa lahiriyah dengan konsep atau citra mental penuturnya. Ketiga, teori kontekstual; makna sebuah kata terikat pada lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa tertentu. Selain itu juga dikatakan bahwa setiap kata mempunyai makna dasar atau primer yang terlepas dari konteks situasi. Setelah penulis meneliti maksud dan makna kata sabar di dalam a-Qur’an ternyata kata sabar itu mempunyai beberapa makna dan maksud yang berbeda: pertama, sa bara diartikan dengan “tabah hati” yaitu orang yang pemaaf dan tidak segera membalas kejahatan orang lain terhadap apa yang menimpanya. Kedua, sabbar diartikan dengan “orang yang sangat bersabar dari waktu ke waktu”. Ketiga, asbara diartikan dengan “ berani” kata ini ditemukan dalam Q.S. al- Baqarah: 175 “ maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka”. Keempat, isbiru diartikan dengan “tetap” Q.S. Sad: 6. Kelima, assabru diartikan dengan “menahan” Q.S. al-Baqarah: 45. Keenam, istabir dimaksudkan dengan “orang yang bersungguh-sungguh dalam bersabar” Q.S. Maryam: 65. Ketujuh, assabirin diartikan dengan “orang-orang yang termasuk dalam golongan penyabar” Q.S. al-Anbiya’: 85.