%0 Thesis %9 Skripsi %A NURUL ISTIQOMAH, NIM: 08520019 %B FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2013 %F digilib:7679 %I UIN SUNAN KALIJAGA %T KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM RITUAL NYADRAN DI SOROWAJAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7679/ %X Ritual atau upacara sering dilakukan oleh masyarakat khususnya masyarakat Jawa. Salah satu ritual yang sering dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah Nyadran. Nyadran merupakan sebuah ritual yang dilakukan untuk memperingati arwah roh-roh para leluhur yang sudah meninggal, yaitu dengan cara mendoakan. Ritual Nyadran banyak dilakukan di desa-desa, salah satunya seperti yang dilakukan di desa Banguntapan tepatnya di dusun Sorowajan, yang masyarakatnya merupakan masyarakat plural. Dengan memiliki perbedaan keyakinan penduduknya, di Sorowajan terdapat 5 agama yang dianut oleh masyarakat Sorowajan yaitu Islam, Hindu, Kristen, Katolik, dan Buddha. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini ada dua yaitu pertama, bagaimana prosesi pelaksanaan ritual Nyadran Lintas Agama di dusun Sorowajan. Kedua, apa kontribusi dari pelaksanaan Nyadran Lintas Agama yang ada di Sorowajan tersebut. Kerangka teori yang dipakai dalam penelitian skripsi ini adalah teori “Slametan Sepakat Berbeda” Andrew Beatty. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan lebih mendekatkan pada observasi partisipatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan antropologi. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa ritual Nyadran yang seringkali dilakukan masyarakat, terutama masyarakat Jawa di Sorowajan ini merupakan suatu tradisi yang dilakukan secara turun temurun dari nenek moyang mereka, dan merupakan tradisi warisan dari nenek moyang mereka. Ritual Nyadran Lintas agama ini sudah ada sejak tahun 1975. Tradisi ini dilaksanakan setahun sekali dengan diikuti oleh seluruh masyarakat antar umat beragama yang ada di Sorowajan, dengan maksud memberikan doa kepada para arwah-arwah nenek moyang mereka yang sudah meninggal dengan dipimpin oleh keempat pemimpin Agama yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha, dan juga untuk melestarikan tradisi yang sudah ada dan berkembang sejak dahulu. Itulah prosesi Nyadran Lintas Agama yang dilakukan oleh masyarakat Sorowajan dari berbagai macam agama. Kontribusi dari dilaksanakannya ritual Nyadran Lintas Agama ini adalah untuk mempersatukan dan menyatukan masyarakat antar umat beragama, serta mempererat tali persaudaraan antar umat beragama masyarakat Sorowajan sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama masyarakat Sorowajan tersebut. Meningkatkan toleransi keberagamaan antar umat beragama dan juga menggerakkan masyarakat dalam sistem perdagangan dengan membuat makanan kenduri atau bisa disebut juga dengan jasa Ketring. Sehingga, memberikan keuntungan bagi masyarakat Sorowajan dalam memenuhi kebutuhan hidup perekonomian mereka, khususnya bagi pembuat ketring tersebut.