%A - H. ZAINUDIN %J Jurnal Manajemen Dakwah Vol II, No 1 Juni-Desember 2009 %T DAKWAH HUMANISTIK (MENGELOLA PERSEPSI POSITIF ANTAR ORMAS ISLAM) %X Masyarakat Islam Indonesia, terutama di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki corak keagamaan yang plural dan unik karena secara geografis berada di utara pantai selatan. Disamping itu DIY memiliki Keraton dan warisan budaya Jawa yang unik. Pluralitas masyarakat Islam Yogyakarta tersebut tentu memiliki konsekuensi sosial, politik, budaya maupun religi dalam kehidupan sosialnya. Akhirnya masyarakat Islam tidak bisa hidup sendiri, tidak bisa satu warna, kecenderungannya menjadi kelompok dan sektarian. Dalam konteks yang lebih luas pada dasarnya Islam hadir memang berpotensi banyak varian, kendati dari satu sumber yang universal. Banyaknya varian Islam yang ada di Indonesia terutama di Bantul membuktikan bahwa dalam beragama Islam membutuhkan wadah komunikasi untuk mengelola persepsi positif sesama muslim. Persepsi positif terhadap sesama muslim mutiak dikembangkan dalam rangka untuk membendung persepsi negatif terhadap sesama muslim. Di era reformasi misalnya secara lantang banyak bermunculan gerakan Islam atau kelompok berlabel Islam yang mengklaim sebagai gerakan dakwah, gerakan amar makruf nahi munkar, gerakan penyelamat Islam maupun gerakan jihad. Naluri Islam memang satu, yaitu mengabdi kepada Allah, tetapi dalam ekspresi keagamaannya berbentuk NU, Muhammadiyyah, Persis, Salafi, Jamaah Tabligh, jamaah takftr wal hijrah, tarekat, Ahmadiyyah, inkarus sunnah, hizbut tahrir, kelompok Ahmad Musaddeq, LDII, FPI, MMI atau kelompok yang menggunakan kata Islam dibelakang organisasinya. %D 2009 %K dakwah, organisasi islam %L digilib8603