@phdthesis{digilib8997, month = {May}, title = {KONSEP INSAN KAMIL DALAM PANDANGAN S\{ADR AD-DIN ASY-SYIRAZI (MULLA SADRA) }, school = {Perpustakaan Universitas Sunan Kalijaga}, author = {03511529 MUHAMMAD HILAL -}, year = {2010}, keywords = {KONSEP INSAN KAMIL }, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/8997/}, abstract = {ABSTRAK Gagasan Insa{\ensuremath{>}}n Ka{\ensuremath{>}}mil telah menjadi perdebatan hangat sejak awal perkembangan pemikiran di dunia Islam. Sejak saat itu, mereka terbelah menjadi tiga kelompok dalam memahaminya. Pertama, yang memahami Insa{\ensuremath{>}}n Ka{\ensuremath{>}}mil sebagai sebuah individu, yakni Nabi Muhammad. Kedua, yang memahaminya sebagai sebuah kedudukan puncak dalam proses penyucian diri manusia. Kelompok dengan pemahaman semacam ini diwakili kaum sufi, dengan Ibn ?Arabi{\ensuremath{>}} sebagai pemukanya. Dan ketiga, yang memahaminya sebagai puncak dari proses intelektual manusia, yakni ketika dia sudah mendapat kemampuan mencapai Intelek Aktif (al-?aql al-fa??a{\ensuremath{>}}l). kelompok terakhir ini diwakili oleh para filsuf Muslim. Mulla{\ensuremath{>}} S\{adra{\ensuremath{>}} adalah salah seorang pemikir Muslim yang telah berhasil memecahkan problem klasik dalam filsafat Islam: menemukan titik temu antara filsafat dan agama. Dengan menggagas teori-teori baru mengenai wujud, gerak substansial, kesatuan a{\ensuremath{>}}qil dan ma?qu{\ensuremath{>}}l, serta beberapa teori lain {--}yang membuatnya menjadi salah satu pemikir Muslim paling orijinal pada periode pasca Ibn Rusyd{--} dan terpengaruh oleh pemikiran tasawuf, Mulla{\ensuremath{>}} S\{adra{\ensuremath{>}} juga berkecimpung dalam debat pemikiran mengenai Insa{\ensuremath{>}}n Ka{\ensuremath{>}}mil. Dalam pandangannya, Insa{\ensuremath{>}}n Ka{\ensuremath{>}}mil adalah adalah perpaduan kreatif antara pamahaman dari dua kelompok terakhir di atas, yakni sebagai sebuah maqa{\ensuremath{>}}m puncak dari penyucian diri manusia melalui riyad\}ah (tempa batin) dan sekaligus sebagai hasil tertinggi dari proses pemurnian intelek manusia sehingga ia bisa mencapai tahap Intelek Aktif. Kedudukan Insa{\ensuremath{>}}n Ka{\ensuremath{>}}mil bisa dialami oleh manusia karena pada dasarnya secara eksistensial manusia merindukan sebuah kesempurnaan, dan hal itu mungkin terjadi karena jiwa manusia memiliki potensi-potensi yang jika kesemuanya teraktualisasi maka itulah wujud Insa{\ensuremath{>}}n Ka{\ensuremath{>}}mil. Penulis mendapati bahwa proses perjalanan intelektual-ruhani empat } }