%A NIM. 08410116 M. KHARIR %T INTEGRASI METODE BANDONGAN DAN SOROGAN DALAM PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SANTRI DI PONDOK PESANTREN ASWAJA-NUSANTARA MLANGI, SLEMAN, YOGYAKARTA %X M. KHARIR. Integrasi Metode Bandongan dan Sorogan dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Santri di Pesantren Aswaja-Nusantara Mlangi. Skripsi. Yogyakarta: jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013. Latar belakang penelitian ini adalah berangkat dari keunikan penggunaan metode bandongan dan sorogan secara integratif. Umumnya, kedua metode ini dianggap sebagai metode yang terpisah dan jarang dipadukan dengan berbagai bentuk pelaksanaannya dalam menunjang keaktifan belajar santri. Di samping itu, kedua metode ini jarang dilihat bagaimana implikasinya terhadap keaktifan belajar santri, sehingga penelitian ini cukup menarik untuk dilakukan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan bagaiamana penerapan bentuk intgerasi metode bandongan dan sorogan di Pesantren. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana integrasi metode bandongan dan sorogan dapat meningkatkan keaktifan belajar santri di pesantren AswajaNusantara. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan di pesantren Aswaja-Nusantara, khususnya dalam pelaksanaan integrasi metode bandongan dan sorogan. Untuk pengumpulan data digunakan metode wawancara (interview) pada individu-individu yang terlibat. Disamping wawancara mendalam, riset ini juga dilengkapi dengan penelusuran dan analisis dokumen dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode bandongan dan sorogan digunakan secara integratif. Hasil temuan menunjukkan: (1) bahwa integrasi metode bandongan dan sorogan berupa paralelisasi, yaitu menyamakan konotasi metode bandongan dan sorogan yang berbeda; koplementatif, yaitu mengintegrasikan dua metode tersebut untuk saling melengkapi; verifikatif, yaitu mengintegrasikan dua metode tersebut untuk saling menunjang satu sama lain; (2) Dalam pelaksanaannya, bentuk integrasi ini berimplikasi pada keaktifan belajar santri. Hal itu ditunjukkan dengan keinginan, minat dan keberanian Santri dalam mengikuti pembelajaran, usaha menyelesaikan proses pembelajaran mulai dari awal hingga akhir, kebebasan atau keleluasaan santri dalam menyampaikan gagasan dan kritik, dan kemandirian belajar di luar jam pembelajaran. %D 2013 %I UIN SUNAN KALIJAGA %L digilib9134