relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9298/ title: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN MENIKAH PADA BULAN MUHARRAM BAGI PENGANUT KEJAWEN (STUDI PADA ABDI DALEM KRATON YOGYAKARTA) creator: MUHAMAD NUR IHWAN ALI, NIM. 09350050 subject: Peradilan Islam description: Islam menganjurkan perkawinan kepada umatnya untuk mendapatkan keluarga yang saki> nah, mawaddah, warah} mah. Dalam pelaksanaannya, Islam tidak menentukan waktu-waktu tertentu sebagai hari baik untuk pelaksanaan pernikahan, namun terdapat realita di masyarakat Jawa tentang larangan menikah pada bulan Muharram atau dalam penanggalan Jawa bulan Suro, adat seperti ini masih dipegang kuat oleh sebagian Abdi Dalem kraton Yogyakarta. Semua bulan dalam Islam adalah baik untuk mengadakan pernikahan. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian terkait faktor-faktor apa yang mejadi sebab timbulnya larangan menikah pada bulan Muharram, serta bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap larangan tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan pada Abdi Dalem kraton Yogyakarta dan pelaku nikah pada bulan Muharram. Sifat penelitian ini adalah preskriptif, yaitu penelitian yang ditunjukan untuk menilai suatu masalah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, dan dokumentasi. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah normatif-sosiologis. Pendekatan normatif, yaitu pendekatan dengan menggunakan sudut pandang hukum Islam. Pendekatan sosiologis, yaitu pendekatan dengan melihat gejala-gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode induktif, yaitu menguraikan data dari lapangan kemudian dianalisis dengan menggunakan ketentuan hukum Islam dan sosiologi. Berdasarkan penelitian yang penyusun lakukan, maka terungkaplah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi larangan menikah pada bulan Muharram adalah, mengikuti adat leluhur, serta meyakini bulan Muharram adalah bulan sial, jika melanggar pantangan ini akan terkena kesialan dalam pernikahannya, namun pada kenyataannya terdapat pasangan yang menikah pada bulan ini tidak terjadi implikasi buruk. Hukum Islam melihat hal ini sebagai tindakan syirik karena meyakini bulan tersebut yang mendatangkan kesialan dan orang yang mengerjakannya dihukumi musyrik. Dalam ‘us} ul fiqh aturan ini termasuk dalam ‘urf fa> sid atau adat yang rusak, karena bertentangan dengan nas{ serta hanya mendatangkan kemad} aratan bagi pelakunya. Larangan ini juga tidak bisa ditetapkan menjadi hukum, karena bertentangan dengan nas} serta mendatangkan kemad} aratan. date: 2013-06-27 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9298/31/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9298/1/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf identifier: MUHAMAD NUR IHWAN ALI, NIM. 09350050 (2013) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN MENIKAH PADA BULAN MUHARRAM BAGI PENGANUT KEJAWEN (STUDI PADA ABDI DALEM KRATON YOGYAKARTA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.