@phdthesis{digilib9351, month = {April}, title = {KISAH-KISAH ISRA?ILIYYAT DALAM TAFSIR AL IBRIZ KARYA K.H. BISYRI MUSTHOFA (Studi kisah umat-umat dan para nabi dala kitab tafsir al Ibriz) }, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 99532956 ACHMAD SYAEFUDIN}, year = {2003}, keywords = {ISRA?ILIYYAT, TAFSIR AL IBRIZ}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9351/}, abstract = {Dalam perkernbangan tafsir di Indonesia, para ulama daerah berusaha menafsirkan A1-Qur?an dengan bahasa daerah mereka masing-masing melihat tidak semua masyarakat paham akan Bahasa Indonesia (Melayu) dengan baik dan benar. Keprihatinan inilab yang mernbangkitkan semangat ulama lokal daerah untuk menyusun kitab tafsir dengan bahasa daerah masing-masing, di antaranya adalah KH Bisyri Musthofa (Rembang) yang menyusun kitab tafsir A1-Ibriz yang menggunakan huruf arab pegon. Kitab yang berjudul lengkap A1-IbrIz lima?rifati Tafs.Ir al-Qur?{\"a}n al-?AzIz mi mampu menjawab tuntutan masyarakat Jawa tentang sebuah kitab yang mampu mereka pahami dengan mudah. Apalagi Bisyri menulis kitabnya mi dengan bahasa yang lugas yang mudah dipahami santrinya khususnya dan masyarakat Jawa pada umumnya. Ketika ia menafsirkan kisah-kisah A1-Qur?an pun, Bisyri berusaha menceritakannya dengan jelas, sehingga dia banyak menukil cerita-cerita Isr{\"a}?T1iyyat dalam kitabnya mi. Al{--}Qur?an sendiri dalam menceritakan kisah{--} kisahnya hanya sebatas gambaran-garnbaran umum saja atau tidak merinci kisahnya. Maka Bisyri menerangkannya dengan mengambil cerita Isr{\"a}?Iliyy{\~a}t yang sifatnya memang bercerita secara detail, seperti nama pelaku, tempat, dan waktu terjadinya kisah. Oleh karena itu, penulis mencoba mengangkat tema mi melihat bahwa cerita Isr{\~a}?iliyy{\~a}t merupakan cerita yang tidak berasal dan sumber-sumber Islam yang keberadaannya dalam penafsiran masih dalam perdebatan para ulama al-Qur?an terutama dalam hal maqbul atau mardudnya riwayat tersebut. Maka penulis mencoba memaparkan hagaimana Bisyri menafsirkan ayat-ayat qishshoh yang disertai cerita Isr{\~a}?Iliyy{\~a}t. Dengan mendeskripsikan penafsiran Bisyri terhadap ayat-ayat qishoh, k{\'e}mudian menganalisisnya dengan membEndingkan dengan penafsiran-penafsiran yang ada, maka dapat diketahui bahwa Bisyri berusaha menjelaskan penafsiran ayat-ayat qishshoh tentang para nabi dan umat terutama yang berhubungan dengan kehidupan dan perkembangan bangsa Bani Israil (Yahudi) dengan menukilkan cerita Isr{\"a}?i1iyyt. Selain itu tema cerita Isr{\~a}?Iliyy{\~a}t yang ada hanya berupa sejarah ataupun hikmah dan bukan hal hukum ataupun aqidah, sedangkan tentang kesesuaian dengan akal dan syari?at, cerita{--} cerita tersebut termasuk maqbul dan maskut ?anhu dan tidak ditemukan yang mardud, karena Bisyri berhati-hati dalam menukilkan cerita Isr{\~a}?Iliyy{\~a}t, meskipun mayoritas tidak dicantumkan asal riwayat tersebut. } }