@phdthesis{digilib9372, month = {July}, title = {UMMATAN WASATAN DALAM PENAFSIRAN AL-ALUSI (STUDI ANALISIS DESKRITIF TETHADAP KITAB TAFSIR RUH AL-MA 'ANI) }, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 98532742 KHOIRUDDIN}, year = {2003}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9372/}, abstract = {Penelitian berjudul Ummatan Wasatan Dalam Penafsiran AI-Alusi (Studi Analisis Deskriptif Terhadap Kitab Tafsir Ruh AI-Ma'ani), adalah semata-mata untuk kepentingan pengkajian makna yang lebih mendalam. Ummatan wasa!an merupakan bentuk sosial dan kemasyarakatan, hal tersebut merupakan salah satu unsur dijadikannya sebagai ummatan wasatan itu sendiri. Ummatan wasatan akan diungkap menurut penafsir Bagdad, al-Aliisi dan cara penafsirannya dengan metode analisis deskriptif, sehinggajudul menjadi tersusun di atas. Tafsir Rith al-Ma 'ani karangan AI-Aliisi sebagai pijakan, karena tafsir ini merupakan tafsir yang ditulis oleh ulama sufi. yang menurut mayoritas ulama bahwa sufi sangat membenci dunia dan sesuatu yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan. Kehidupan dunia bukanlah menjadi tujuan utama dari kehidupan para sufi. Mereka hanya mementingkan rohani (akherat), sebab mencintai dunia merupakan pokok dari kekecewaaan, kesengsaraan dan kehinaan. Ummatan wasatan merupakan kebalikan dari kepercayaan para {\texttt{\char126}}ujitersebut, yaitu suatu bentuk umat yang tidak bisa melepaskan diri dari lingkup sosial. Dunia dan masyarakat adalah unsur yang menjadikannya sebagai ummatan wasatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif Metode ananlisis deskriptif, suatu metode yang mampu memberikan gambaran secara konsepsional tentang suatu permasalahan. Dengan metode ini, diharapkan peneliti dapat menggali secara lebih mendalam terhadap tema yang dimaksud. Hasil penelitian menunjukkan, ada beberapa hal yang sangat penting berkaitan dengan tema ummatan wasatan dalam penafsiran al-Alusi.yaitu pertama, ummatan wasatan mengandung makna sebagai umat yang ddil, yaitu komunitas manusia yang masih memegang teguh nilai-nilai agama secara menyeluruh dan total. Kedua, kriteria ummatan wasatan adalah adil, yaitu adanya sifat-sifat terpuji pada dirinya, seperti dermawan dan sifat berani. Ketiga, ummatan wasatan mempunyai fungsi untuk menjadi saksi (syahid) terhadap seluruh manusia. } }