@phdthesis{digilib949, month = {June}, title = {MANUSIA SEMPURNA MENURUT AJARAN KEROKHANIAN SAPTA DARMA}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { SRI MUNAWAROH - NIM. 02510985}, year = {2008}, note = {Pembimbing I : Dr. Syaifan Nur, M.A.; Pembimbing II : Drs. Sudin, M. Hum.}, keywords = {Manusia Sempurna, Ajaran Kerokhanian Sapta Darma}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/949/}, abstract = { ABSTRAK Skripsi ini mengangkat salah satu permasalahan perempuan dalam masyarakat yang patriarkhal. Pada umumnya masyarkat beranggapan bahwa perempuan Indonesia adalah the second sex, statusnya lebih rendah dari laki-laki, dan bahwa nafkah adalah tugas dan kewajiban laki-laki saja bukan perempuan. Perempuan hanya boleh melakukan pekerjaan domestik, dalam hal ini adalah pekerjaan rumah tangga. Pandangan seperti ini telah menyebabkan penderitaan bagi perempuan terutama mereka yang tidak mengecam bangku pendidikan, sehingga mereka pasrah dengan berbagai ketidakadilan yang menimpa mereka. Salah satu bentuk penderitaan tersebut adalah adanya beban perempuan yang berlipat. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai permasalahan perempuan bekerja, serta untuk mengetahui ideologi, argumentasi dan pandangan dari kedua tokoh yang diteliti yaitu Siti Musdah Mulia dan Farsijana Adeney-Risakotta. Penelitian ini termasuk penelitian klarifikasi antara penelitian lapangan dan penelitian pustaka. Data primer dari penelitian ini adalah buku-buku yang ditulis oleh tokoh yang ditulis dalam skripsi ini dan hasil wawancara antara kedua tokoh tersebut, sedangkan data sekunder dari penelitian ini dari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah dalam penyusunan skripsi ini yaitu baik berupa jurnal, majalah, dan artikel. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode dokumentasi dan metode wawancara . Penelitian ini menggunakan pendekatan historis faktual, sosiologis dan wawancara. Penulis menemukan beberapa hal menarik, yaitu mengenai penafsiran ayat dalam proses kejadian manusia, baik dalam al-Qur'an dan Injil, keduanya samasama menyatakan adanya kesetaraan dan kesederajatan manusia, tidak satupun yang lebih unggul dari yang lainnya. Namun dalam implementasi ajaran agama Islam dan Kristen masih terdapat perbedaan tafsir terhadap ayat-ayat kitab suci yang menyebabkan adanya ketidakadilan terhadap status perempuan. Dalam penelitian terhadap kedua tokoh tersebut yaitu Siti Musdah Mulia dan Farsijana Adeney-Risakotta mengungkapkan bahwa perempuan adalah makhluk ciptaan Tuhan, mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai hamba Allah, yang membedakan derajat seseorang hanyalah nilai ketakwaannya. Sehingga dalam bekerja mencari nafkah kaum perempuan boleh berperan aktif sebagai upaya mengaktualisasikan diri, dan sebagai bentuk pengabdian diri kepada masyarakat, bekerja adalah esensi manusia dan juga sebagai ibadah. Konsep nafkah menurut Siti Musdah Mulia adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain atau sesuatu yang dipakai untuk menyambung kehidupan diri sendiri maupun orang lain. Sedang menurut Farsijana nafkah adalah kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan manusia. Perbedaan dalam masalah perempuan bekerja pencari nafkah menurut Musdah bahwa perempuan yang bekerja atau berkarir tidak harus ada kesepakatan bersama antara suami dan istri, sedang menurut Farsijana perempuan yang bekerja atau berkarir harus ada kesepakatan bersama antara suami dan istri, suami berhak mengetahui dimana dan bagaimana istrinya membuat keputusan untuk bekerja. br br } }