%A NIM : 95521965 Endarwati %O Pembimbing 1 : Drs. Singgih Basuki, MA. %T Pendampingan Pastoral di Pangkalan TNI Angkatan Udara Adisutjipto Yogyakarta %X Agama adalah sendi yang teguh bagi penghidupan manusia. Dari sebab itu anggota TNI AU hams berkelakuan baik dan suci dari sekalian noda. Harus mengerti akan kewajiban serta setia dan gagah berani dalam menjalankannya, walaupun hebatnya kesulitan yang menimpa dirinya, kesulitan itu akan lenyap dengan menjunjung tinggi agarna. Kehidupan prajurit TNI AU di Adisutjipto keadaannya tidaklah tanpa masalah. Tuntutan tugas yang berat, jauh dari keluarga dan bertugas di medan operasi yang setiap waktu berhadapan dengan maut. Kebesaran dan kesabaran sangat dibutuhkan dalarn setiap tugas, selain itu dukungan moril dari seluruh keluarga sangat dibutuhkan. Hal terpenting adalah penghayatan iman dari setiap prajurit. Setiap manusia bertanggung jawab untuk mengurusi kehidupannya. Dalam pelayanan pendampingan pastoral pendamping hanya bertanggung jawab akan kehidupan seseorang. Segala usaha pendampingannya perlu membantu para prajurit supaya semakin bertanggung jawab. Dalam proses pendampingan supaya diciptakan relasi yang baik antara konselor dan Mien. Relasi yang baik berarti terciptanya suasana saling mempercayai. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode bimbingan rohani, Santiaji dan Khotbah. Dengan menggunakan metode tersebut diharapkan agar dalam pelaksanaan pendampingan pastoral para rajurit dapat tumbuh menjadi dirinya sendiri dan mampu memecahkan segala persoalan hidupnya dengan penuh tanggung jawab. Hasil daripada pendampingan patoral tidak bisa langsung dirasakan oleh klien, tetapi dengan adanya penghayatan iman yang kuat klien dapat menjalani kehidupannya yang penuh problema dan dapat mengatasi kesulitannya senlri. Tidak semua hasil dari pendampingan pastoral klien merasa puas, dalam pelaksanaan akan dijumpai kemungkinan-kemun&nan dan ketidakrnungkman. Misalnya ada klien yang dapat mengerti, ada Mien yang sifatnya menyenangkan dan terbuka atau perbedaan jenis kelamin antara konselor dan klien. Oleh karena itu, perlu disadari bahwa dalam rangka pendam pi ngan pastoral ada puncak dimana orang secara penuh melibatkan diri atau sebaliknya. Hal di atas merupakan konsekuensi yang perlu disadari jika konselor mau mendampingi Mien sebagai subyek yang haw berubah sendiri. Agar dengan demikian dalam rangka pendam pingan pastoral, klien sungguh-sungguh dapat dibantu untuk berubah. %K Pendampingan, Pastoral %D 2002 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %L digilib9596