%0 Thesis %9 Skripsi %A UMMI KULTSUM, NIM. 98532642 %B FAKULTAS USHULUDDIN %D 2003 %F digilib:9666 %I UIN SUNAN KALIJAGA %T HADIS-HADIS TENTANG ISTRI YANG BERKABUNG KARENA DITINGGAL MATI OLEH SUAMI (TINJAUAN MA'ANI AL-HADIS) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9666/ %X Diantara tuntunan Nabi yang membutuhkan keseriusan guna menemukan esensi pemaknaannya adalah hadis tentang berkabungnya istri yang ditinggal mati oleh suaminya. Tradisi yang berlaku di kalangan bangsa Arab antara lain, bila seorang istri ditinggal mati oleh suaminya, ia harus mengurung diri di tempat yang paling buruk di rumahnya, seraya mengenakan pakaian paling kotor dan usang, dia melakukan itu selama setahun penuh. Kemudian perbaikan yang ditampilkan Islam adalah melarang para istri meratap dan membatasi masa berkabung yang lebih pendek yaitu empat bulan sepuluh hari. Akan tetapi kehidupan modern saat ini membawa masalah yang sangat kompleks, yang menjadi factor perlu adanya pengkajian ulang terhadap hadis hadis tentang berkabungnya istri karena ditinggal mati suaminya. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library reaserch), dengan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder, yang dianalisa menggunakan metode deduksi dan induksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis , sosiologis dan psikologis, yang operasionalnya menggunakan langkah kerja ma’ani al hadis yaitu kritik historis, kritik editis, dan kritik praktis. Ada dua hal yang harus dijalankan seorang muslimah ketika ditinggal mati suaminya yaitu ber ‘iddah dan ber ihdah yang batasnya adalah empat bulan sepuluh hari bagi yang tidak hamil, dan setelah melahirkan bagi yang mengandung. Ada kebebasan menjalankan aktivitas bagi perempuan yang ditinggal mati suaminya meskipun mendapatkan wasiat dari suami untuk menjalankan masa ‘iddah di rumah suami dengan selalu mempertimbangkan nilai nilai yang dianut masyarakat di mana ia berada. Kata kunci: hadis, ma’ani al hadis, kritik hadis, ‘iddah, ihdah