relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9708/ title: RELIGI KERATON YOGYAKARTA (studi atas fungsi sosial ritual garebeg sawal di kesultanan keraton yogtakarta) creator: IWAN ARFAN SHOFWAN, NIM. 97522473 subject: Perbandingan Agama description: Skripsi yang penulis susun ini berusaha mengkaji fenomena sosial khusus civil religion khas Yogyakarta. Yaitu dengan mendeskripsikan salah satu bentuk ritual yang dimiliki Kesultanan Keraton Yogyakarta. Civil religion sebagai sebuah bentuk pemahaman diri keagamaan (religius self-understandings yang berwujud dalam sekumpulan keyakinan, simbol, dan ritual yang berhubungan dengan hal-hal yang sakral, dimiliki oleh setiap kelompok sosial masyarakat, Kesultanan Keraton Yogyakarta sebagai sebuah kelompok sosial masyarakat, yang secara admini~ merupakan bagian wilayah propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta, juga mefuiliki' gejala serupa civil religion di atas. Dalam hal ini Keraton Yogyakarta memiliki simbol-simbol dan berbagai ritual sebagai perwujudan dan nilai yang dimilikinya. Simbol-simbol dan ritual tersebut mendapatkan pengaruh dari sistem kepercayaan (agama) yang hidup di hngkunpn·KeratolJt~Yogyakarta. Dari simbol-sirnbol dan ritual y~n~ di~ili~inya itulah. ~ dapat tpelihat perwujudan nilai sentral y~ng selama rru menjadi acuan kebidupan Kesultanan Keraton Yogyakarta Karena itu, Keraton Yogyakarta dalam hal ini dapat dikatakan sebagai sebuah agama (religi), bisa disebut sebagai "agama Keraton Yogyakarta", \_ ., ..- Ritual yang penulis angkat dalam skripsi ini adalah ritual Garebeg S?iwal. Sebagai salah satu bentuk ritual "agama Keraton Yogyakarta", Garebeg Sawal memuat makna dan nilai yang selama ini dibangun Kesultanan Keraton Yogyakarta. Dengan menggunakan pendekatan sosiolo i n sianal dengan kerangka konseptual civil religion, Robert N. Bellah, serta deng~n pengamatan terlibat, interview, dan dokumenu . sebagai alat pengumpulan dats.-serra analisisdeskriftif dihasilkan bahwa irih dari pelaksanaan ritual Gareheg Sawal adalah digiringnya, atau diusungnya (di-ginarebeg) hajad dalem Sultan dalam rupa Gunungan Kakung beserta pandhereknya menuju kompleks Masjid Agung, dengan melewati bagian­ bagian penting halaman keraton, seperti Bangsal Kencana, Bangsal Srimanganti, Kemandhungan, Sitihinggil, Pagelaran, dan Alun-alun Utara. Sedangkan rnengenai makna penyelenggaraannya adalah ditegaskannya kembali konsep Manunggaling Xa_wiil