PERWALIAN ANAK HASIL INSEMINASI BUATAN DARI PENDONOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SAROFAH UMI BAHJATI , NIM. 08350093 (2012) PERWALIAN ANAK HASIL INSEMINASI BUATAN DARI PENDONOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Skripsi thesis, PERPUSTAKAAN UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Salah satu tujuan dari sebuah perkawinan selain untuk membentuk keluarga bahagia adalah untuk memperoleh keturunan. Kehadiran anak dalam sebuah rumah tangga sangatlah penting. Dalam sebuah rumah tangga ada pasangan suami istri tidak dapat memperoleh keturunan, maka dalam keadaan yang demikian pasangan suami istri tentunya akan menempuh berbagai usaha sebagai jalan keluarnya. Inseminasi buatan merupakan salah satu jalan keluar yang dapat ditempuh bagi pasangan suami istri yang mengalami kemandulan. Program ini merupakan suatu proses pembuahan (konsepsi) yang dilakukan di luar rahim yaitu antara sperma dan ovum dipertemukan dalam sebuah cawan fetri yang diberi suhu sesuai dengan panas seorang wanita. Hal ini dimaksudkan agar tetap hidup sampai pada tahapan dimasukkan ke dalam rahim wanita, atau lebih populer dengan istilah bayi tabung. Dalam pembahasan ini penulis membahas tentang bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pendonor yang embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istri. Hal tersebut dilakukan pada pasangan suami istri yang dalam keadaan ovum istri tidak baik dan sperma suami kurang sehingga tidak memungkinkan terjadinya pembuahan. Pada akhirnya pasangan tersebut menerima ovum dan sperma dari pendonor, setelah terjadi pembuahan selanjutnya embrio ditransplantasikan ke dalam rahim istri.Program inseminasi buatan dengan sperma dan ovum dari pendonor yang embrionya ditransplantasikan ke rahim istri menimbulkan berbagai persoalan dalam hukum Islam. Hal itu dikarenakan tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum syara’. Selanjutnya, bagaimana hukum dan status anak hasil inseminasi buatan dari pendonor dalam tinjauan hukum Islam? Bagaimana kedudukan wali terhadap anak hasil inseminasi buatan dari pendonor dalam tinjauan hukum Islam? Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang datanya berasal dari bahan pustaka: Kitab-kitab, buku-buku, Undang-undang dan karya ilmiah lainnya. Pendekatan dalam penelitian ini adalah normatif-yuridis. Sedangkan sifat penelitiannya adalah deskriptik-analitik, yaitu memaparkan dan mendeskripsikan hukum, status dan perwalian anak hasil inseminasi buatan dari pendonor dalam perspektif hukum Islam, kemudian dianalisis dari sudut hukum Islam. Adapun analisis dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yaitu berupa analisis deduktif. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa menurut hukum Islam ketentuan hukum dari pelaksanaan inseminasi buatan dengan sperma dan ovum dari pendonor yang bukan suami istri kemudian embrionya ditransplantasikan ke rahim istri adalah haram, anak yang lahir dari proses tersebut adalah anak tidak sah atau sama dengan anak zina dan dia hanya dihubungkan dengan ibunya serta memperoleh sederatan haknya dari si ibu dan keluarga ibunya yang salah satunya ialah hak perwalian ketika dia masih kecil dan belum dewasa. Perwalian ini meliputi perwalian terhadap diri dan harta anak. Perwalian terhadap seorang anak ini sesuai dengan Maqāsid asy-Syari’ah yaitu untuk hifz an-nafs dan hifz al-māl.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Supriatna, M.Si.
Uncontrolled Keywords: perwalian anak, hasil inseminasi buatan dari pendonor, perspektif hukum islam
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 14 Mar 2014 14:52
Last Modified: 15 Apr 2016 09:19
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/10678

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum