ISLAM DI LAMPUNG 1552-1570

NANIK JUNAIDAH - NIM: 03121507, (2008) ISLAM DI LAMPUNG 1552-1570. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (ISLAM DI LAMPUNG 1552-1570)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (ISLAM DI LAMPUNG 1552-1570)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (320kB)

Abstract

ABSTRAK Perkiraan Sejarah suku Lampung dimulai dari zaman Hindu Animisme yang berlaku di antara tahun pertama Masehi sampai permulaan abad ke-16, yang dimaksud dengan zaman Hindu di sini ialah zaman masuknya ajaran-ajaran atau sistem kebudayaan yang berasal dari daratan India, termasuk Budhisme yang unsur-unsurnya terdapat dalam adat budaya orang Lampung. Islam diperkiraan memasuki daerah Lampung di sekitar abad ke-15, melalui tiga arah. Pertama dari arah barat Minangkabau), memasuki dataran tinggi Belalau. Kedua dari daerah utara (Palembang), melalui daerah Komering pada permulaan abad ke-15 atau setidak-tidaknya di masa Adipati Arya Damar (1443) di Pelambang. Ketiga dari Banten oleh Fatahillah Sunan Gunung Jati, memasuki daerah Labuhan Meringgai sekarang, yaitu di Keratuan Pugung di sekitar tahun 1525, sebelum di rebutnya Sunda Kelapa (1526). Dari perkawianan Fatahillah dengan Putri Sinar Alam anak Ratu Pugung maka lhirlah Minak Kejala Ratu yang kemudian menjadi cikal-bakal Keratuan Darah Putih yang menurunkan Raden Intan. Jadi yang paling berpengaruh Islam di Lampung jalur yang ketiga yaitu dari Banten. Seperti sudah kita ketahui, Banten diIslamkan oleh Fatahillah atas nama raja Demak. Segera kedudukan Banten diperkuat, dan untuk kepentingan perdagangan maka seluruh pantai Utara diIslamkan pula sampai di Cirebon. Sunda Kelapa, kota pelabuhan Pajajaran, yang dapat menjadi saingan, direbut tahun 1527, dan sebagai bagian Banten diberi nama Jayakarta. Pemerintahan daerah banten dipegang sendiri oleh Fatahillah, sedangkan daerah Cirebon ia serahkan kepada anaknya, Pangeran Pasarean. Ketika dalam tahun 1552 Pangeran Pasarean ini wafat. Fatahillah sendiri pergi ke Cirebon untuk mengendalikan pemerintahan, setelah Banten ia serahkan kepada seorang anaknya lagi yang bernama Hasanuddin. Di Cirebon Fatahillah lebih bertekun dalam hal keagamaan, dan setelah pemerintahan dapat ia serahkan kepada seorang cucunya ia mengundurkan diri di Gunung jati. Sebagai Penyiar agama Islam ia dianggap sebagai salah seorang dari wali 9, dan bergelar Sunan. Dalam tahun ia wafat, dan dimakamkan di tempat pemukimannya di atas bukit Jati; maka ia kemudian lebih terkenal sebagai Sunan Gunung Jati. Sementara itu Hasanuddin di Banten semakin berkuasa, dan tidak lagi menghiraukan Demak yang sejak seitar tahun 1550 kacau saja keadaanya. Dalam tahun 1568 ia bahkan memutuskan sama sekali hubungannya dengan Demak, dan menjadi raja pertama di Banten. Segera ia perkokoh kedudukannya dan ia perluas daerahnya sampai di Lampung. Dengan demikian ia menguasai daerah-daerhah lada dan perdagangannya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. H. Mundzirin Yusuf, M.Si.
Uncontrolled Keywords: Islam di Lampung
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 16 May 2012 15:33
Last Modified: 20 Dec 2021 11:39
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1077

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum