SENI BELADIRI SASLARIDHA DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM, KECAMATAN CIJEUNGJING, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT

ROSMAWATI, NIM. 10120015 (2014) SENI BELADIRI SASLARIDHA DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM, KECAMATAN CIJEUNGJING, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (SENI BELADIRI SASLARIDHA DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM, KECAMATAN CIJEUNGJING, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (5MB) | Preview
[img] Text (SENI BELADIRI SASLARIDHA DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM, KECAMATAN CIJEUNGJING, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Saslaridha adalah singkatan dari Sanggar seni Bela Diri Riyadhah, merupakan salah satu bela diri yang diajarkan di Pondok Pesantren Darussalam selain dari BKC (Bandung Karate Club) dan Taekwondo. Riyadhah biasanya dilakukan dengan dzikir, dalam Saslaridha tidak hanya dilakukan dengan dzikir lisan saja, melainkan juga dzikir fisik melalui olahraga dan pernafasan. Saslalaridha yang terlahir di Darussalam tidak bisa dilepaskan dari sisi historis yang pada perjalannanya bersinggungan dengan bela diri lain bahkan di luar Ciamis. Dengan proses asimilasi yang terjadi, Saslaridha hadir dalam bentuk lain dan semakin memperkaya khazanah kebeladirian nusantara sekalipun Saslaridha saat ini baru diajarkan di Pondok Pesantren Darussalam saja. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori fungsionalisme sebagai pisau analisis guna menjelaskan fungsi Saslaridha dalam kehidupan Pondok Pesantren Darussalam Ciamis. Selain teori tersebut, penulis juga menggunakan pendekatan sejarah untuk melihat Saslaridha dari sisi historisnya dan pendekatan antropologis untuk dapat lebih memahami fenomena Saslaridha dengan lebih dekat, langsung dari para pelaku dan penggiatnya. Saslaridha diciptakan tahun 1979 dan diresmikan menjadi bela diri pesantren pada tahun 1988. Saslaridha terdiri dari tiga tingkatan yang masing-masing terdiri atas 10 jurus, yang dalam setiap gerakan diiringi dengan bacaan Asmaul Husna. Dengan karakteristik yang dimilikinya, Saslaridha menjadi bela diri islami yang tetap tidak terlepas dari unsur kesehatan dan kebugaran karena di dalamnya terdapat unsur pernafasan, konsentrasi dan kekuatan. Dari penelitian yang dilakukan, Saslaridha memiliki 3 fungsi pokok, yakni fungsi keagamaan, fungsi pendidikan dan fungsi sosial. Fungsi keagamaan menegaskan identitas keislaman yang melekat, yang di dalamnya ditanamkan nilai-nilai keislaman. Fungsi pendidikan hadir sebagai pembinaan terhadap para pelaku Saslaridha dengan upaya menanamkan dan memupuk militansi para santri sehingga diharapkan mampu menggali potensi dan menumbuhkan rasa percaya diri, sedangkan fungsi sosial merupakan penerapan dari keseluruhan fungsi sehingga Saslaridha tidak hanya bermanfaat bagi yang mempelajarinya saja melainkan juga bagi mereka yang tidak mempelajari Saslaridha, selain dari Saslaridha yang memang menjunjung tinggi etika.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dr. Maharsi, M. Hum
Subjects: Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 01 Apr 2014 08:50
Last Modified: 26 Aug 2015 08:07
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11511

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum