INTERAKSI SOSIAL NARAPIDANA PENGIDAP HIV/AIDS DI LINGKUNGAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A YOGYAKARTA

ANISA TIRTA KUSUMA SARI , NIM. 10720002 (2014) INTERAKSI SOSIAL NARAPIDANA PENGIDAP HIV/AIDS DI LINGKUNGAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (INTERAKSI SOSIAL NARAPIDANA PENGIDAP HIV/AIDS DI LINGKUNGAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A YOGYAKARTA)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (956kB) | Preview
[img] Text (INTERAKSI SOSIAL NARAPIDANA PENGIDAP HIV/AIDS DI LINGKUNGAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A YOGYAKARTA)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Narapidana yang menjalani hukuman di lapas hidup dalam lingkungan yang serba sulit dan terbatas. Terdapat kode-kode dan aturan tersendiri yang harus dipatuhi oleh seluruh orang yang terlibat di dalamnya. Hal ini berakibat pada sulitnya interaksi sosial yang harus dijalani oleh seluruh narapidana, terlebih narapidana pengidap HIV/AIDS. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) ODHA dapat kita jumpai di Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta. Dari 268 WBP, 5 diantaranya mengidap virus yang sangat mematikan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana seorang narapidana yang mengidap HIV/AIDS dapat berinteraksi di lingkungan lapas tempat ia menjalani hukuman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Teori yang di gunakan untuk menganalisis masalah penelitian adalah Dramaturgi yang dipopulerkan oleh Erving Goffman. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu metode observasi, metode wawancara mendalam (dept interview) dan metode dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan dengan cara menelaah seluruh data yang telah terkumpul dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, catatan lapangan dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini adalah interaksi sosial yang dilakukan narapidana pengidap HIV/AIDS di lingkungan lapas terjadi layaknya dalam pertunjukan drama. Jika mereka berinteraksi secara langsung, mereka melakukan interaksi secara wajar dan memperlakukan WBP ODHA tersebut layaknya seperti WBP normal pada umumnya. Namun sesungguhnya mereka masih belum dapat menjalani interaksi secara terbuka, karena masih terdapat batasan-batasan tertentu yang harus mereka jaga. Begitupun sebaliknya, WBP ODHA di hadapan orangorang di sekitarnya bergaul layaknya bagian dari masyarakat normal. Namun sebenarnya ia juga masih merasa belum dapat diterima seutuhnya oleh masyarakat lingkungan lapas akibat penyakit yang ia derita ini. Faktor yang melatarbelakangi orang-orang di lingkungan lapas masih enggan untuk tulus berinteraksi tanpa merasa risih dengan WBP ODHA ada 3 yaitu. Pertama, adanya stigma negatif yang mereka percaya bahwa virus HIV/AIDS adalah penyakit yang mematikan dan belum ada obatnya. Kedua, adanya ketakutan dari masyarakat lingkungan lapas, akan peristiwa yang pernah terjadi di Lapas Narkotika, yaitu meninggalnya 2 orang WBP di lapas akibat mengidap penyakit HIV/AIDS dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Ketiga, adanya perasaan risih ataupun jijik jika harus bergaul dengan seorang ODHA karena orang-orang di lingkungan lapas menganggap penyakit tersebut sebagai penyakit yang “kurang bermoral”.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Muryanti M.A
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci : Narapidana, Interaksi Sosial, WBP ODHA, dan Lapas Narkotika
Subjects: Sosiologi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora > Sosiologi (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 04 Apr 2014 13:39
Last Modified: 30 Dec 2015 13:39
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11669

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum