SURYANDARI - NIM. 00110393 , (2008) ISTIKHDAM DLOMIR 'NAHHU' AL MUTASHIL BI LAFDZI 'KHALAQ' FI AL QUR'AN AL KARIM BIWASHFI NIYABIH 'AN DLOMIR AL MUTAKALIM 'INDA aLLAH (DIRASAH TAHLILIYAH DALALIYAH SIYAQIYAH). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
|
Text (ISTIKHDAM DLOMIR 'NAHNU' AL MUTTASHIL BI LAFDZI 'KHALAQ' FI AL QUR'AN AL KARIM BIWASHFIH NIYABIH 'AN DLOMIR AL MUTAKALLIM 'INDA ALLAH (DIRASAH TAHLILIYAH DALALIYAH SIYAQIYAH) )
BAB 1, BAB IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (564kB) | Preview |
|
Text (ISTIKHDAM DLOMIR 'NAHNU' AL MUTTASHIL BI LAFDZI 'KHALAQ' FI AL QUR'AN AL KARIM BIWASHFIH NIYABIH 'AN DLOMIR AL MUTAKALLIM 'INDA ALLAH (DIRASAH TAHLILIYAH DALALIYAH SIYAQIYAH) )
BAB II, BAB III.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (413kB) |
Abstract
ABSTRACT Bermula dari kegelisahan bahwa suatu dalil yang tidak dapat dipungkiri bahwa Allah SWT adalah Dia Yang Maha Esa, Tunggal, yang secara leksikal kata ganti yang merujuk kepada diriNya bisa saja dengan dhamir pertama tunggal (Ana) atau kata ganti kedua tunggal (Anta) atau kata ganti ketiga tunggal (Huwa). Namun dalam ayat-ayat Qur'an yang jelas-jelas bukan buatan manusia akan tetapi ia adalah kalamNya, terdapat dhamir (Nahnu) yang mana adalah dhamir mukhatab ma'al ghair yang secara leksikal berarti kami. Apakah dhamir (Nahnu) merujuk kepada Allah, karena hanya Allah lah pencipta manusia. Jika benar dhamir (Nahnu) merujuk kepada Allah, bagaimana dia menggunakan dhamir tersebut di dalam ayat-ayatNya? Dalam konteks apa saja Allah menggunakan dhamir (Nahnu) yang berkolokasi dengan kata khalaq dalam Qur'an. Untuk menjawab pertanyaan ini kiranya semantik kontekstual yang cocok mencari jawabanya. Semantik kontekstual adalah studi terhadap makna dalam pengertian situasi, pengunaan, konteks-yaitu hubungan perilaku bahasa yang nampak keluar dan dapat diamati. Data diperoleh dengan mengklasifikasikan ayat-ayat yang mengandung dhamir (Nahnu) yang berkolokasi dengan kata khalaq. Analisis data dengan menghubung-bandingkan penggunaan dhamir (Nahnu) dan dhamir (Ana) untuk mencari segi persamaan dan perbedaan dari masing-masing penggunaannya dalam ayat. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa fungsi dhamir (Nahnu) yang digunakan dalam kata khalaq menunjukkan bahwa Allah tidak turun tangan langsung dalam proses penciptaan, melainkan memberi kesempatan kepada makhluknya (para malaikat) untuk turut bekerjasama.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information / Supervisor: | PEMBIMBING: H.HABIB, S.AG, M.AG |
Uncontrolled Keywords: | Al Qur'an, dlomir, nahnu, semantik konteks |
Subjects: | Kesusastraan Arab |
Divisions: | Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1) |
Depositing User: | Miftakhul Yazid Fuadi [staff it] |
Date Deposited: | 29 May 2012 19:05 |
Last Modified: | 19 Dec 2016 15:42 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1173 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |