AFITH AKHWANNUDIN, NIM. 1120510081 (2013) TRRADISIOONALISMME SEYYEED HOSSSEIN NAASR (KRITIIK TERHHADAP SAAINS MOODERN). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.
|
Text (TRRADISIOONALISMME SEYYEED HOSSSEIN NAASR (KRITIIK TERHHADAP SAAINS MOODERN))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview |
|
![]() |
Text (TRRADISIOONALISMME SEYYEED HOSSSEIN NAASR (KRITIIK TERHHADAP SAAINS MOODERN)
BAB II, III, IV.pdf Restricted to Registered users only Download (631kB) |
Abstract
Sains modern Barat telah membawa dampak dekadensi nilai dalam ilmu pengetahuan dan krisis spiritual dalam kehidupan sosial. Sejak renaisans di Barat manusia lepas dari nilai akibat desakralisasi sains, menciptakan sains yang materialis positivistik yang melepaskan tanggung jawab moral manusia terhadap alam. Hal tersebut menimbulkan kecemasan materialistik dengan berbagai krisis alam. Masyarakat memiliki naluri sekular untuk mendominasi alam yang muncul sebagai konsekuensi dari cara pandang manusia terhadap alam ini. Sebagai salah satu respon terhadap dekadensi spiritual ‘manusia modern’, Nasr ingin mengembalikan nilai-nilai tradisi dengan menggiatkan sains sakral (sacred science) yang berkaitan dengan kesadaran akan Realitas Tertinggi sebagai sumber dan tujuan. Namun di lain sisi Nasr juga dihadapkan dengan pluralitas pandangan dunia kontemporer sebagai karakter dominan masyarakat Post-modern yang berbeda dengan masyarakat tradisional dengan pandangan dunia yang masih homogen. Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tradisionalisme Nasr sebagai kritik terhadap sains modern yang sekular sebagai akibat the lost of Center dan the absence of principle. Lebih lanjut, penelitian ini juga berusaha mengkaji pendekatan yang digunakan Nasr dalam ‘menyatukan’ semangat transenden dalam keragaman ajaran agama sebagai sumber tradisi yang dihadapkan dengan masyarakat dengan pandangan dunia yang plural. Penelitian ini adalah penelitian library research yang menggunakan pendekatan metafisika. Dalam rangka untuk mencapai hasil yang objektif, penulis menggunakan beberapa metode seperti, sejarah, verstehen, analisa bahasa, induktif, dan metode heuristik untuk menjadikan penelitian ini lebih mendalam, sistematis, dan universal. Dari penelitian ini penulis mencapai kesimpulan, bahwa apa yang dibangun kembali oleh Nasr adalah kesadaran ‘manusia modern’ tentang metafisika tradisional sebagai “science of divine reality”, sebagai alat untuk mencapai kesadaran akan adanya Satu Eksistensi Transenden yang menjadi pusat kehidupan dan sumber nilai dan moral. Nasr juga hendak merevitalisasi kosmologi tradisional yang menjelaskan tentang susunan realitas kosmos pada hakikatnya, bukan hanya pada batasan positivistik seperti pada masa modern, untuk membawa manusia mengenal posisi dan perannya pada skala realitas kosmos yang lebih besar. Kesadaran akan Realitas Tertinggi sebagai pusat transenden telah menjadi fitrah manusia. Untuk melampui batasan tradisi-tradisi historis yang beragam, Nasr menekakan pada kesatuan transenden pada wilayah esoterik. Suatu wilayah universal yang secara konseptual telah ada dan dikenal dalam berbagai tradisi dengan nama yang berbeda-beda dengan esensi yang sama. Kata Kunci: Tradisionalisme, Pluralitas Tradisi, dan Realitas Tertinggi
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information / Supervisor: | Pembimbing: Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag. |
Uncontrolled Keywords: | Tradisionalisme, Pluralitas Tradisi, dan Realitas Tertinggi |
Subjects: | Aqidah Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat |
Divisions: | Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat |
Depositing User: | Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id) |
Date Deposited: | 29 Apr 2014 07:39 |
Last Modified: | 28 Jul 2017 08:55 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12232 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |